Menengok Pandai Besi di Selayar

. Kamis, 28 November 2019 08:33
Menengok Pandai Besi di Selayar - (ist)

CELEBESMEDIA.ID, Selayar - Di tengah Era otomatisasi mesin-mesin industri, puluhan kelompok pandai besi di Kepulauan Selayar, Sulwesi Selatan, memilih bertahan menempa besi secara tradisional.

Dua perkampungan masing-masing di Sahariang dan Tahuiyya merupakan desa yang dihuni oleh para pandai besi.

Oleh penduduk setempat pandai besi ini dikenal dengan disebut Papanre Bassi.

Lokasinya terletak sekitar 25 km arah selatan Kota Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar.

Pengrajin yang sehari-hari bekerja membuat berbagai perkakas dengan bahan dasar besi seperti parang, pisau, kampak, pahat, cangkul dan lain-lain.

Bahan dasar pembuatan berbagai jenis perkakas itu bersumber dari per mobil bekas yang dikumpulkan dari berbagai tempat.

Besi-besi yang telah dipanaskan dalam bara api, ditempa oleh dua orang menggunakan palu berukuran besar sampai menyerupai bentuk yang diinginkan.

Selain kedua penempa besi, untuk memudahkan api menyala, digunakan arang yang diproduksi khusus oleh penduduk setempat. Terdapat satu orang lagi yang bekerja mengasah atau menajamkan pisau atau parang dan perkakas lainnya.

Sayangya, pekerjaan yang sudah menjadi mata pencaharian warga setempat mereka bakal menjadi generasi terakhir, lantaran anak-anak mereka tidak ada yang mewarisi kecakapan dalam pekerjaan yang sudah turun temurun sejak ratusan tahun dilakoni.

Padahal dua kampung ini merupakan sentra pengrajin besi yang sangat terkenal memiliki kualitas produk yang bagus.

Pemasarannya tidak hanya di Selayar tetapi hingga ke provinsi lainnya. Seperti, Toli-toli, Palu, Kendari hingga Kalimantan.

Para pengrajin besi di daerah ini berharap pemerintah bisa mendorong generasi muda dapat melestarikan dan mewarisi keahlian para leluhur mereka menjadi pandai besi.

Jika tidak, maka para pengrajin besi ini boleh jadi adalah generasi terakhir di dua daerah ini.

Amir, Kakek berumur 56 tahun, warga Sarahiang ini mengatakan pekerjaan yang dilakoninya itu sudah turun temurun dari leluhurnya.

Dari hasil pekerjaan pandai besi inilah mereka menghidupi keluarganya termasuk menyekolahkan anak-anaknya.