Menengok Pandai Besi di Selayar

CELEBESMEDIA.ID, Selayar - Di tengah Era otomatisasi
mesin-mesin industri, puluhan kelompok pandai besi di Kepulauan Selayar,
Sulwesi Selatan, memilih bertahan menempa besi secara tradisional.
Dua perkampungan masing-masing di Sahariang dan Tahuiyya
merupakan desa yang dihuni oleh para pandai besi.
Oleh penduduk setempat pandai besi ini dikenal dengan
disebut Papanre Bassi.
Lokasinya terletak sekitar 25 km arah selatan Kota Benteng,
Kabupaten Kepulauan Selayar.
Pengrajin yang sehari-hari bekerja membuat berbagai perkakas
dengan bahan dasar besi seperti parang, pisau, kampak, pahat, cangkul dan lain-lain.
Bahan dasar pembuatan berbagai jenis perkakas itu bersumber
dari per mobil bekas yang dikumpulkan dari berbagai tempat.
Besi-besi yang telah dipanaskan dalam bara api, ditempa oleh
dua orang menggunakan palu berukuran besar sampai menyerupai bentuk yang
diinginkan.
Selain kedua penempa besi, untuk memudahkan api menyala,
digunakan arang yang diproduksi khusus oleh penduduk setempat. Terdapat satu
orang lagi yang bekerja mengasah atau menajamkan pisau atau parang dan perkakas
lainnya.
Sayangya, pekerjaan yang sudah menjadi mata pencaharian
warga setempat mereka bakal menjadi generasi terakhir, lantaran anak-anak
mereka tidak ada yang mewarisi kecakapan dalam pekerjaan yang sudah turun
temurun sejak ratusan tahun dilakoni.
Padahal dua kampung ini merupakan sentra pengrajin besi yang
sangat terkenal memiliki kualitas produk yang bagus.
Pemasarannya tidak hanya di Selayar tetapi hingga ke
provinsi lainnya. Seperti, Toli-toli, Palu, Kendari hingga Kalimantan.
Para pengrajin besi di daerah ini berharap pemerintah bisa
mendorong generasi muda dapat melestarikan dan mewarisi keahlian para leluhur
mereka menjadi pandai besi.
Jika tidak, maka para pengrajin besi ini boleh jadi adalah
generasi terakhir di dua daerah ini.
Amir, Kakek berumur 56 tahun, warga Sarahiang ini mengatakan
pekerjaan yang dilakoninya itu sudah turun temurun dari leluhurnya.
Dari hasil pekerjaan pandai besi inilah mereka menghidupi
keluarganya termasuk menyekolahkan anak-anaknya.