Appi Promosikan Batik Lontara di Panggung ASCC 2025 Jepang
CELEBESMEDIA.ID, Makassar — Aura budaya Makassar mengalir kuat di gedung Pacifico Yokohama North, Jepang, ketika Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin melangkah masuk mengenakan batik Lontara bernuansa keemasan.
Sentuhan tradisi Bugis-Makassar itu seketika menjadi pusat perhatian para delegasi internasional yang hadir dalam Asia Smart City Conference (ASCC) 2025, Rabu (26/11/2025).
Tak sedikit peserta yang menoleh dan terpikat. Seolah ada secuil Makassar yang ikut memasuki forum bergengsi tersebut—sebuah panggung yang setiap tahun mempertemukan kota-kota dunia untuk berbagi strategi dalam menghadapi tantangan urban dan perubahan iklim.
Munafri yang akrab disapa Appi hadir sebagai pemateri dalam sesi City Presentation on Urban Challenges and Climate Change. Namun bukan hanya gagasan pembangunan yang ia bawa. Appi tampil sebagai wakil budaya Sulawesi Selatan, memadukan diplomasi kota dengan identitas leluhur melalui busana Lontara yang ia kenakan.
Kadis Kominfo Makassar, Muh Roem, menyaksikan langsung bagaimana momen itu menarik simpati internasional.
“Sentuhan budaya lokal ini mendapat respons luar biasa. Aplause meriah terdengar dari para tamu internasional yang mengapresiasi cara Makassar menampilkan identitas budaya Makassar (Lontara) di panggung global,” jelas Roem.
Menurut Roem, Appi bahkan menutup paparannya dengan memperkenalkan makna di balik batik Lontara yang ia pakai. Gestur sederhana itu memicu antusiasme peserta. Tepuk tangan kembali bergema, dan sejumlah pembicara internasional menghampirinya untuk bertanya lebih jauh mengenai sejarah dan filosofi motif keemasan tersebut.
Beberapa delegasi bahkan meminta berfoto bersama sebagai bentuk penghormatan.
“Pak Wali Kota menutup paparannya dengan memperkenalkan batik Lontara, dan mendapat applause. Beberapa pembicara bertanya tentang batik Lontara kepada beliau, dan mengajak berfoto bersama,” ungkap Roem.
Momen tersebut menjadi penutup yang hangat dan menegaskan bahwa diplomasi budaya kerap berbicara lebih kuat daripada presentasi formal.
Selain memperkenalkan budaya Makassar, Appi memanfaatkan panggung ASCC 2025 untuk menegaskan komitmen pemerintah kota terhadap isu lingkungan—terutama penanganan sampah dan tata kelola kota berkelanjutan.
“Pemkot Makassar konsentrasi terhadap penataan sampah. Kami sangat peduli terhadap isu lingkungan. Dan hari ini saya mencoba menjelaskan semua apa yang kami lakukan di Makassar untuk menangani isu lingkungan,” ujarnya dalam presentasi berbahasa Inggris.
Ia memaparkan gambaran Kota Makassar sebagai kota terbesar di kawasan timur Indonesia, dengan populasi 1,47 juta jiwa, 12 pulau, garis pantai 35 kilometer, serta luas wilayah 175 kilometer persegi—faktor geografis yang sekaligus menjadi tantangan dan potensi dalam pengelolaan lingkungan.
Munafri juga menampilkan visi-misi pembangunan Makassar periode 2025–2030 yang menitikberatkan pada keberlanjutan, kebersihan, dan peningkatan kualitas hidup warga.
Pendekatan Makassar mendapat perhatian positif dari peserta forum, terutama karena relevansinya sebagai kota pesisir yang tengah tumbuh pesat.
Dalam forum internasional ini, Munafri didampingi sejumlah pejabat kota, di antaranya Kadis Kominfo Muh Roem, Kadis Lingkungan Hidup Helmy Budiman, Kadis PU Zuhaelsi Zubir, Kabag Kerja Sama Andi Zulfitra
Kehadiran mereka memperkuat posisi Makassar dalam berbagi pengalaman sekaligus membangun kerja sama global di bidang smart city dan pengelolaan lingkungan.
Batik Lontara adalah salah satu warisan budaya Bugis-Makassar yang sangat unik dan memiliki makna yang mendalam.
Tidak hanya indah secara visual, batik lontara juga mengandung nilai budaya yang sangat mendalam, terutama karena keterkaitannya dengan aksara Lontara.
Lontara adalah sistem tulisan tradisional yang digunakan oleh masyarakat Bugis-Makassar, yang terdiri dari huruf-huruf kuno yang diukir pada daun lontar dan diwarnai dengan teknik batik.
