Poteng, Mentereng Berkat Doa Ibu

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Sebagian orang pernah mencicipi kuliner unik tapai singkong. Masyarakat Sunda lebih mengenal tapai singkong dengan sebutan peuyeum, sedangkan masyarakat Jawa Timur lebih sering menyebutnya tape puhung.
Nah di Makassar, penganan ini disebut poteng. Terbuat dari ubi kayu atau singkong yang difermentasikan dengan ragi.
Ada banyak penjual tapai singkong di Makassar. Salah satunya "Tape Singkong Poteng Manis Doa Ibu" yang memiliki cerita menarik. Bukan soal penganan yang dijualnya. Tetapi tentang nama dari penganan itu.
Ramli, penjual tapai atau tape singkong di depan gedung PT. PLN (Persero) Sulselrabar, Jl. Hertasning, Kota Makassar ini telah merintis usahanya sejak 2013.
Ia mengaku tidak asal memberi nama tapai jualannya. Ramli percaya nama adalah doa, karenanya penamaan dagangnya juga sarat makna.
"Saya kasih nama Tape Doa Ibu karena sejak dulu ketika saya mau keluar bekerja atau kemanapun saya mau pergi saya pasti selalu minta doa sama ibu karena saya percaya bahwa doa ibu itu adalah berkah, makanya saya kasih nama dagangannya saya itu doa ibu," ucap Ramli kepada CELEBESMEDIA.ID, Sabtu (27/05/2023).
Resep tapai singkong jualannya, kata Ramli sudah turun temurun diwariskan dari buyutnya.
"Resep tape singkong saya ini sangat khas karena sudah turun temurun dari keluarga saya, dan saya mau semua orang itu bisa rasakan cita rasa khas dari tape saya," pungkasnya.
Ramli menceritakan jatuh bangun ia membangun usahanya. Mulai dari kerasnya persaingan antara penjual tapai hingga kisahnya yang pernah dikejar Satpol PP.
" Yang tidak bisa saya lupakan itu waktu saya pernah mau pergi jualan terus ada Satpol PP yang datang amankan semua ini penjual disini. Di situ saya sampai jatuh terus kaki saya luka baru dapat 31 jahitan. Itu pengalaman yang tidak bisa saya lupa," jelasnya.
Usaha tak pernah membohongi hasil. Saat ini Ramli sudah mampu meraih omset menjanjikan dari menjual tapai. Sebulan bisa mencapai belasan juta.
"Harganya Rp5.000 per bungkus dan per hari saya biasa bawa 70 bungkus," jelasnya.
Semangat Ramli dalam mencari rezeki tidak pernah pudar, sebab dari hasil jerih payahnya inilah yang membuatnya bisa menghidupi keluarganya.
"Saya jualan begini bukan nyari uang yang banyak, kalau mau nyari uang masih banyak cara lain yang penting hasil yang saya dapatkan itu berkah dan yang bisa saya jual itu berkualitas, saya sudah sangat bersyukur," ucapnya.
Laporan: Raudhatul Jannah H.Rahman