Hujan Meteor Perseid Malam Ini, Begini Cara Melihatnya

Ilustrasi hujan meteor - (foto by freepik)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Langit malam Indonesia akan dihiasi oleh salah satu fenomena astronomi paling memesona tahun ini, hujan meteor Perseid. Puncaknya diprediksi terjadi pada 13 Agustus 2025, ketika langit dihujani kilatan komet 109P/Swift-Tuttle, yang setiap tahun melintasi orbit Bumi.

Partikel-partikel kecil itu masuk ke atmosfer dengan kecepatan tinggi—sekitar 59 kilometer per detik—mereka terbakar dan menciptakan jejak cahaya yang terlihat jelas di malam hari.

Menurut informasi dari NASA Science, hujan meteor Perseid sudah aktif sejak 17 Juli hingga 23 Agustus, namun intensitas tertinggi atau puncaknya terjadi dua malam ini, dengan rata-rata 25 meteor per jam yang dapat terlihat, terutama jika langit cerah dan bebas polusi cahaya.

Hujan meteor Perseid dikenal luas sebagai salah satu yang paling terang dan konsisten setiap tahunnya, membuatnya sangat dinantikan oleh para pengamat langit maupun fotografer astrofotografi. Letak radian atau titik asal meteor berada di dekat rasi bintang Perseus, yang berada agak ke arah utara langit. Oleh karena itu, fenomena ini akan lebih optimal terlihat dari Belahan Bumi Utara, meskipun sebagian wilayah di Indonesia masih berkesempatan menyaksikannya jika kondisi langit mendukung.

Tips Melihat Hujan Meteor Perseid

Agar pengalaman menyaksikan hujan meteor lebih maksimal, berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan:

  • Cari lokasi minim polusi cahaya

Tempat terbaik untuk mengamati adalah di pedesaan, gunung, atau pantai yang jauh dari lampu kota.

  • Periksa kondisi cuaca

Langit yang bersih dari awan merupakan syarat utama. Jika malam puncak tertutup awan, cobalah malam sebelumnya.

  • Hindari cahaya terang, termasuk dari ponsel

Matikan lampu dan redupkan layar gawai. Biarkan mata Anda beradaptasi dengan kegelapan selama 15–30 menit.

  • Lihat ke langit terbuka luas

Area pandang yang luas tanpa terhalang pepohonan atau bangunan akan memberikan jangkauan visual lebih baik.

  • Gunakan mata telanjang

Tidak perlu teleskop atau teropong. Justru, mata Anda akan menangkap lebih banyak meteor jika dibiarkan menatap langsung langit terbuka.

  • Waktu terbaik antara tengah malam hingga fajar

Di rentang waktu ini, Bumi berada di sisi menghadap arah datangnya meteor, membuat intensitasnya lebih tinggi.

Perlu diingat, cahaya bulan—terutama saat mendekati purnama—dapat mengganggu pengamatan. Meski begitu, Perseid tergolong cukup terang untuk tetap terlihat, asalkan Anda menghindari area langit yang langsung diterangi cahaya bulan.