Kemenkes: Puncak Gelombang Omicron Februari hingga Maret

. Selasa, 18 Januari 2022 12:15

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memprediksi jika puncak gelombang kasus Omicron di Indonesia terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret. 

Prediksi ini berdasarkan hitungan dari kasus Omicron yang terjadi di dunia.  Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin merinci mayoritas kenaikan kasus Omicron di dunia terjadi dalam kurun waktu yang sangat cepat dan singkat, berkisar antara 35 hingga 65 hari.

''Di Indonesia kita mengidentifikasi kasus pertama pada pertengahan Desember, tapi kasus mulai naiknya di awal Januari. Kita hitung antara 35-65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi. Itu yang memang harus dipersiapkan oleh masyarakat,'' kata Menkes seperti yang dikutip CELEBESMEDIA.ID, dalam rilis tertulisnya di laman resmi Kemnetrian Kesehatan, Selasa (18/1/2022)

Menteri Budi Gunadi juga menjelaskan jika Wilayah DKI Jakarta dan Bodetabek diperkirakan menjadi daerah pertama yang akan mengalami lonjakan kasus. Mengingat dari hasil identifikasi Kemenkes, mayoritas transmisi lokal varian Omicron terjadi di DKI Jakarta, dan diperkirakan dalam waktu dekat juga akan meluas ke wilayah Bodetabek. Mengingat secara geografis daerah-daerah tersebut berdekatan dan mobilitas masyarakatnya sangat tinggi.

''Kami juga sampaikan bahwa lebih dari 90% transmisi lokal terjadi di DKI Jakarta, jadi kita harus siapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi varian Omicron, dan kita harus sudah memastikan bisa menangani dengan baik,'' terangnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, umumnya pasien yang terkontaminasi Omicron mengalami gejala ringan. Meski menular dengan sangat cepat, namun gejala pasien Omicron tergolong lebih ringan, karenanya tingkat perawatan untuk pasien dengan gejala sedang maupun berat yang membutuhkan perawatan di RS, presentasenya jauh kebih rendah dibandingkan varian Delta.

Dari total 500-an kasus konfirmasi Omicron sebagian besar gejalanya ringan bahkan tanpa gejala, hanya 3 pasien yang membutuhkan oksigen tambahan. Proses recovery juga lebih cepat, tercatat sekitar 300 pasien telah dinyatakan sembuh dan sudah diperbolehkan pulang. 

Meski demikian, Menkes mengimbau masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan 5M seperti menggunakan masker, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, serta aktif menggunakan aplikasi Pedulilindungi harus ditegakkan sebagai bagian penting pengendalian COVID-19.