4 Fakta Fenomena Solstis yang Akan Terjadi 21 Juni

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Fenomena astronomi solstis akan terjadi dalam waktu dekat. Merujuk situs resmi Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA), masyarakat juga bisa mengamati solstis di bulan ini, yang jatuh pada 20 Juni waktu Amerika Serikat atau 21 Juni UTC.
Solstis ini menandai titik puncak kemiringan Bumi ke arah Matahari bagi belahan Bumi utara. Meski solstis bukanlah fenomena langka namun memiliki banyak dampak bagi bumi. Berikut 4 fakta fenomena solstis, termasuk penyebab dan dampaknya.
1. Terjadi 2 kali setahun
Fenomena solstis adalah peristiwa astronomi yang terjadi dua kali dalam setahun ketika posisi Matahari mencapai titik paling utara atau paling selatan dari garis khatulistiwa, dilihat dari Bumi.
2. Terjadi akibat kemiringan sumbu Bumi
Solstis terjadi karena kemiringan sumbu Bumi sebesar 23,5° terhadap orbitnya saat mengelilingi Matahari. Hal ini menyebabkan perbedaan penyinaran Matahari di berbagai belahan bumi dan pergantian musim. Akibatnya, selama setahun, posisi Matahari tampak bergeser ke utara dan selatan langit.
3. Perbedaan panjang siang dan malam
Fenomena solstis menyebabkan perbedaan ekstrem antara panjang siang dan malam di berbagai belahan Bumi.
Pada solstis Juni, belahan Bumi utara mengalami hari terpanjang dalam setahun karena posisi Matahari tampak berada di titik paling utara (Garis Balik Utara), sehingga matahari berada lebih lama di atas cakrawala. Sebaliknya, belahan Bumi selatan mengalami malam terpanjang.
4. Pergantian musim
Pergantian Musim Solstis menjadi penanda resmi pergantian musim astronomis di Bumi.
Di belahan Bumi utara, solstis Juni menandai awal musim panas, sedangkan solstis Desember menjadi awal musim dingin. Di belahan Bumi selatan, urutannya terbalik.
Di Indonesia, yang terletak dekat garis khatulistiwa, dampak solstis terhadap pergantian musim tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan wilayah yang lebih jauh dari ekuator. Namun, solstis tetap memengaruhi pola cuaca dan suhu, terutama pada malam hari, di mana suhu bisa terasa lebih dingin