Makassar Gencarkan Edukasi Bahaya Pornografi pada Anak

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Maraknya peredaran konten pornografi anak di media sosial dan platform digital membuat banyak orang tua cemas, utamanya dampaknya bagi tumbuh kembang anak.
Kepala Bidang Perlindungan Anak DP3A Makassar, Isnaniah Nurdin, menegaskan bahwa perlindungan anak dari konten pornografi saat ini harus menjadi prioritas semua pihak, bukan hanya pemerintah. Karena itu Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar menggelar kegiatan edukasi bertema “Edukasi Peningkatan Kesadaran Tentang Bahaya Pornografi Pada Anak”. Kegiatan ini digelar 2 hari mulai Rabu (20/8) hingga Kamis (22/8) di Hotel Golden Tulip, Makassar.
“Kita mengambil isu pornografi dan kekerasan seksual terhadap anak karena angkanya lumayan tinggi. Ini menjadi peringatan bukan hanya untuk pemerintah saja, tapi juga orang tua, guru, dan elemen masyarakat. Bahwa ada realitas sosial yang terjadi hari ini,” ujarnya saat memberikan sambutan, Rabu.
Menurut Isnaniah, kegiatan ini ditujukan untuk memberikan edukasi langsung kepada orang tua tentang cara melindungi anak dari paparan konten berbahaya. Materi yang diberikan meliputi cara memantau aktivitas digital anak, mengenali tanda-tanda anak yang telah terpapar konten pornografi, serta strategi komunikasi yang efektif dalam memberikan pemahaman kepada anak-anak.
Edukasi ini tidak hanya melibatkan orang tua, tetapi juga unsur penting masyarakat seperti Tim Penggerak PKK, majelis taklim, tokoh masyarakat dan agama, serta forum anak. Isnaniah menyebut sinergi tersebut penting untuk PP membangun PP membangun benteng sosial yang kuat dalam menghadapi ancaman pornografi digital.
“Saya berharap pemahaman tentang bahaya pornografi ini akan tersebar luas dan menjadi gerakan bersama. Kita akan membekali diri dengan pengetahuan tentang bagaimana pornografi merusak anak, bagaimana mengenali tanda-tandanya, dan yang terpenting, bagaimana cara menghindarinya,” lanjut Isnaniah.
DP3A mendorong agar para orang tua tidak hanya aktif mendampingi anak, tetapi juga mampu menjadi pendidik pertama dalam mengenalkan konsep perlindungan diri dan etika digital.
Dengan edukasi yang tepat, orang tua dapat memberikan batasan penggunaan perangkat digital, menyaring konten, dan membuka ruang diskusi yang sehat bersama anak.
Selama dua hari pelaksanaan, kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Tim TRC UPTD PPA, praktisi perlindungan anak, serta Abu Talib dan Andi Iskandar, yang mewakili Direktur PKBI. Materi yang dibahas mencakup aspek psikologis anak, pendekatan hukum, serta cara membangun komunikasi efektif dalam keluarga.
Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membangun lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak di Kota Makassar.