Keren! Pelajar Makassar Buat Aplikasi Jelajah Sejarah Cuma Sekali Scan

Siswa SMAN 6 Makassar mempresentasikan aplikasi Lontara Virtual Tur, Kamis (23/10) - (foto by Rifki)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Siapa bilang mengenal sejarah harus datang langsung ke lokasi? Sekelompok pelajar SMAN 6 Makassar berhasil membuktikan bahwa teknologi bisa jadi jembatan antara generasi muda dan warisan budaya lewat karya kreatif mereka yang dinamai “Lontara Virtual Tur”.

Aplikasi berbasis tur digital ini memungkinkan siapa saja menjelajahi situs bersejarah Makam Sultan Hasanuddin hanya dengan memindai satu barcode dari ponsel. Cukup satu klik, pengguna langsung dibawa ke pengalaman tur budaya interaktif yang dikemas modern dan edukatif.

Lontara Virtual Tur menghadirkan tampilan 360 derajat area makam sang pahlawan nasional asal Gowa. Tak sekadar gambar, pengguna juga bisa menikmati audio narasi, infografis budaya, hingga tautan edukatif yang menjelaskan kisah di balik setiap sudut situs bersejarah.

Uniknya, tim pelajar ini menyebarkan barcode Lontara Virtual Tur secara kreatif melalui bungkus permen. Cara sederhana namun efektif agar semua kalangan bisa ikut “berwisata digital”.

“Kami ingin masyarakat lebih mengenal budaya Sulawesi Selatan. Banyak teman kami sendiri belum tahu di mana letak makam Sultan Hasanuddin,” ujar Luqman Abdillah, ketua tim inovator muda dari SMAN 6 Makassar.

Proyek ini merupakan hasil karya dalam program Generasi Terampil Sulawesi Selatan 2025, dan berhasil membawa SMAN 6 Makassar meraih Juara 1 Demo Day yang digelar UNICEF Indonesia bersama Dinas Pendidikan Sulsel di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Kamis (23/10/2025).

Tim ini berharap, ke depan Lontara Virtual Tur dapat berkembang menjadi aplikasi mandiri yang bisa diakses bahkan tanpa koneksi internet, agar masyarakat di daerah pelosok tetap bisa belajar sejarah dan budaya lokal.

“Kami ingin aplikasi ini bisa diakses secara offline, supaya masyarakat di pelosok pun tetap bisa menikmati tur budaya digital,” tambah Luqman.

Guru pendamping SMAN 6 Makassar, Nuraisyah, menilai Lontara Virtual Tur bukan sekadar proyek teknologi, tapi juga terobosan pendidikan sejarah yang kontekstual di era digital.

“Selama ini guru sulit mengajak siswa ke lokasi bersejarah karena keterbatasan. Sekarang dengan virtual tur, belajar sejarah bisa dilakukan langsung dari kelas,” ujarnya.

Saat ini, Lontara Virtual Tur baru menampilkan Makam Sultan Hasanuddin, namun tim pengembang sudah menargetkan untuk menambah lebih banyak situs sejarah lain, seperti Monumen Korban 40.000 Jiwa di Makassar.

Melalui inovasi ini, para pelajar muda Makassar menunjukkan bahwa teknologi tak hanya tentang hiburan, tapi juga cara baru melestarikan budaya dan sejarah bangsa.

Laporan: Rifki