Premier League Berlakukan Jeda Pertandingan untuk Buka Puasa

Pemain muslim buka puasa saat jeda pertandingan Liga Inggris - (foto by @plinarabic/twitter)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Premier League berlakukan aturan jeda di sela pertandingan untuk memberikan kesempatan kepada pemain muslim buka puasa.

Diberitakan ANTARA yang mengutip BBC, Selasa (4/4/2023), klub dapat mengajukan jeda penghentian pertandingan, wasit akan memberi isyarat untuk istirahat, memperbolehkan pemain Muslim makan dan minum di pinggir lapangan.

Pertandingan yang mempertemukan Everton melawan Tottenham, Senin (3/4), terhenti di menit ke-26 untuk memberikan waktu kepada para pemain muslim mengonsumsi suplemen energi.

Laga yang berjalan di Stadion Goodison Park, Merseyside itu dimulai pada sore waktu setempat. Setelah diadakan pembicaraan antara klub dan wasit, tiga pemain Everton yaitu Abdoulaye Doucoure, Amadou Onana dan Idrissa Gueye diizinkan untuk berbuka puasa.

"Saya berpuasa setiap hari. Saya tidak melewatkan hari apa pun. Terkadang bermain sepakbola terasa sulit karena Ramadhan terjadi di musim panas dan selama pramusim. Tapi saya selalu beruntung bisa menjalankan ibadah Ramadhan dan tidak pernah ada masalah dengan kondisi fisik saya. Saya bersyukur untuk itu," kata gelandang bertahan klub Everton Abdoulaye Doucoure.

Dengan adanya aturan ini akan memudahkan bagi para pemain muslim yang menjalankan puasa tapi harus memulai pertandingan di waktu sebelum berbuka.

Dalam beberapa pertandingan Premier League ke depan akan dimainkan pada waktu menjelang terbenamnya matahari seperti laga antara Leicester City vs Aston Villa.

Sementara laga antara Chelsea melawan Liverpool dan Arsenal melawan Southampton dilaksanakan tak lama setelah matahari terbenam.

Kejadian yang berbanding terbalik justru terjadi di Ligue 1 Perancis saat bek Nantes Jaouen Hadjam dicoret dari skuad karena tidak mau membatalkan puasa.

Federasi sepakbola Prancis, FFF, memberlakukan aturan larangan penghentian pertandingan untuk berbuka puasa selama Ramadan.

"Sepak bola tidak memperhitungkan pertimbangan politik, agama, ideologis, atau sindikal (serikat buruh) para aktornya. Terserah semua pihak yang terlibat untuk memastikan itu dihormati," email FFF kepada wasit.