Mendikbud Tegaskan Tak boleh Ada Perpeloncoan di Sekolah

Ilustrasi : Salah satu bentuk perpeloncoan terhadap siswa baru - (foto by tirto)

CELEBESMEDIA.ID, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menegaskan tidak boleh ada perpeloncoan di sekolah terhadap siswa baru. "Tidak boleh ada perpeloncoan di sekolah," ujarnya saat melakukan kunjungan Hari Pertama Sekolah (HPS) di SD Muhammadiyah 5 Jakarta, Senin (15/7/2019) seperti dirilis CELEBESMEDIA.ID dari CNNIndonesia

Muhadjir juga meminta jajaran pengajar atau guru untuk memberikan bekal pada siswanya agar tidak melakukan perpeloncoan di sekolah. Setiap anak, lanjut dia, hendaknya memiliki kakak asuh di sekolah yang mengarahkan dan membimbing adik-adiknya. "Tidak ada boleh ada perpeloncoan di sekolah. Sekolah harus ramah pada anak."

Pernyataan Mendikbud dikeluarkan sehari setelah peristiwa tewasnya siswa SMA Taruna Indonesia di Palembang, DBJ, saat Masa Orientasi Sekolah (MOS) berlangsung. Sebelumnya, DBJ mengalami kejang-kejang di asrama sekolah usai mengikuti proses orientasi atau MOS yakni berjalan sejauh 4 kilometer pukul 24.00 Jumat (12/7/2019). Namun pukul 01.00 setibanya di kawasan Sukabangun, DJB pingsan saat disuruh berjalan ke parit selebar 2 meter.

Akibat kejang-kejang tersebut, pihak sekolah membawa siswa 14 tahun itu ke Rumah Sakit Myria Palembang untuk diberikan pertolongan medis namun nyawa DBJ tidak tertolong. Pihak sekolah kemudian mengabarkan kematian DBJ ke pihak keluarga yang segera membawa jenazah ke RS Bhayangkara Palembang untuk keperluan otopsi karena mencurigai adanya luka memar di bagian kaki korban. Hingga kini, pihak kepolisian dan dinas pendidikan masih menyelidiki kematian siswa di sekolah yang menerapkan sistem semi militer tersebut.