JEJAK ULAMA (11), KH Yunus Martan (1914 – 1986)

KH Yunus Martan - (handover)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Pemikiran-pemikiran KH Yunus Martan melampaui zamannya. Dialah menjadi aktor banyak pembaharuan di Pesantren As’adiyah Sengkang, Kabupaten Wajo.

Kala itu, Anregurutta Yunus, begitu sapaan populernya, merasa terkendala untuk mendatangi berbagai tempat guna berdakwah. Jarak yang jauh menguras waktu dan tenaganya. Itu sebabnya, Anregurutta Yunus mendirikan radio amatir (sekarang bernama Radio Suara As’adiyah Sengkang), sebagai media dakwahnya.

“Ini radio yang didirikan oleh anregurutta almarhum Kyai Haji Yunus Martan untuk penyebarluasan dakwah-dakwahnya. Beliau mendirikan radio ini dengan menggunakan uang pribadi,” kata Ramli Uwak Dundung, pengelola Radio Suara As’adiyah Sengkang.

Menurut Ramli, kemana-mana berceramah, Anregurutta Yunus membawa pesawat radio kecil untuk mempromosikan keberadaan radionya. Dia lalu menjelaskan manfaat dan tutorial mendengarkan ceramah-ceramahnya di radio. Di masjid-masjid yang belum memiliki radio,  Anregurutta Yunus akan membelikan pesawat radio.

Selain mengembangkan model dakwah lewat radio, dia juga membuka berbagai tingkat pendidikan As’adiyah, mulai dari Taman Kanak-kanak, Tsanawiyah, Aliyah, pendidikan guru agama hingga perguruan tinggi Islam As’adiyah, termasuk melakukan pembaharuan kurikulum pendidikan.


Ditemui tim liputan CELEBESMEDIA.ID di rumahnya di Sengkang, istri KH Yunus Martan, Husnah Yunus, mengenang suaminya sebagai sosok yang memikii jadwal ceramah dan pengajian yang sangat padat. Menurutnya, jika berada di Sengkang, nyaris tanpa istirahat memberi ceramah, siang dan malam.

“Sangat sibuk. Jadi biasanya itu, kalau hari Kamis ke Makassar ki istirahat. Karena kalau di sini, tidak bisa istirahat. Karena biar tidur, selalu ada orang datang,” kata Hj Husnah.

Salah seorang muridnya, Prof Abustani Ilyas, mengatakan Anregurutta Yunus dikenal sebagai ulama yang mencontohkan displin tinggi. Dia tak segan meninggalkan tempat, jika tidak tepat waktu.

“Terkait dengan kedisplinan, beliau itu luar biasa displinnya. Bukan hanya untuk persoalan disiplin dari segi ibadah, tapi hampir seluruh masalah, beliau sangat disiplin,” kata Prof Abustani.

KH Yunus Martan juga ulama yang produktif menulis. Hingga wafat, 1986, berbilang puluhan kitab telah ditulis. Kitab karangannya beredar luas dan menjadi rujukan masyarakat. Beberapa kitabnya antara lain, Kitabuttauhid berbahasa arab, Alhaditsul Mukhtaarah berbahasa arab, Kitabus Salat berbahasa bugis, Kitab Faraid berbahasa bugis dan puluhan kitab lainnya.

Selengkapnya kisah tentang KH.Yunus Martan dapat pembaca nonton dalam Program Jejak Ulama Sulsel, yang disiarkan Celebes TV, Kamis (16/5/2019) pukul 17.00 wita. Siaran streaming Celebes TV dapat diakses melalui celebesmedia.id, yang aplikasinya dapat diunduh melalui Play Store maupun Apps Store. (*)

Penulis : Muannas