CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Umat muslim yang sedang tidak menjalankan ibadah haji sangatlah dianjurkan untuk menjalani puasa Arafah di bula  Dzulhijjah ini. 

Pelaksanaan puasa Arafah dilakukan do tanggal 9 Dzulhijjah yang merupakan waktu bagi para jamaah haji wukuf di Arafah 

Namun di tahun ini terjadi perbedaan penentuan waktu 9 Dzulhijjah di Indonesia dan di Arab Saudi. 

Pelaksanaan wukuf di Arafah dilakukan pada Jumat 8 Juli 2022 yang merupakan 9 Dzulhijjah berdasarkan ketetapan pemerintah Arab Saudi. Tetapi Kementerian Agama RI  menetapkan 9 Dzulhijjah  jatuh pada Sabtu 9 Juli. 

Perbedaan ini membuat sebagian masyarakat bingung waktu pelaksaan puasa Arafah. 

Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kanwil Kemenag Sulsel, Muhammad Tonang Ansor menjelaskan jika pelaksanaan puasa Arafah tetap mengacu pada 9 Dzulhijjah yang ditetapkan pemerintah. Sebab sunnahnya puasa Arafah bukanlah dikerjakan karena berlangsungnya wukuf di Arafah oleh jamaah haji, tetapi karena datangnya hari Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

"Ada hadist nabi yang mengatakan puasalah kamu ketika kamu melihat hilala untuk wilayah itu. Sementara Pemerintah Indonesia menggunakan cara ruqyatul hilal denga cara memantau bulan," jelasnya dalam program Blak-blakan Seru, Rabu (5/7/2022).

Meski demikian pemerintah tetap.mengakui dua metode yang digunakan dalam penentuan penanggalan Hijriah.

"Bahwa di Indonesia ini ada 2 metode yang digunakan untuk menentukan awal Hijriah. Metode pertama hisab, yang kedua ruqyatul hilal. Kedua metode ini punya dasar masing-masing dan hadits nabi.

Dari kedua metode ini semuanya diakui," katanya.

Ia juga menjelaskan jika teknis Kemenag dalam menentukan awan bulan dalam kalender Hijriah dengan melakukan ruyatul hilal pada 86 titik.

"Tahun ini (Kemenag) melakukan (ruqyatul hilal) di 86 titik. Hasil ruqyatul hilalnya  dikumpulkan di Kemenag lalu dilakukan sidang hisbat untuk menentukannya," tutupnya.