KOLOM ANDI SURUJI : Ada Desa Bucin Indosat di Pangkajene Kepulauan

PAGI itu, matahari bersinar terik. Dari kejauhan tampak jelas puncak silo semen Pabrik Semen Tonasa di Pelabuhan Biringkassi. Di situ Semen Tonasa didistribusikan ke berbagai daerah melalui laut. 

Di jalan raya beton yang kokoh dan mulus sesekali truk raksasa melintas. Di sekitar lokasi pelabuhan itulah wilayah Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.

Berlokasi di sekitar pelabuhan, jelaslah Desa Bulu Cindea berada di tepi pantai. Desa ini masih memiliki pohon bakau. Tetapi populasinya kian menurun. Kualitas ekosistem pantai pun kian menurun. 

Penduduknya sekitar lima ribuan jiwa, lebih seribu keluarga. Beragam pekerjaan mereka. Ada yang berusaha budi saya rumput laut, mencari kepiting dan ikan, serta bertani. Di pekarangan setiap rumah penduduk, hampir semuanya memiliki pohon mangga. Buahnya pun lebat-lebat.

Potensi desa ini sebenarnya cukup memadai untuk dikembangkan melalui pola dan program pemberdayaan. Masyarakat perlu diberi sentuhan program peningkatan kapasitas untuk mengoptimalkan potensi diri dan sumber daya pedesaan yang mereka miliki. 

Selain mengolah hasil laut dan pertanian menjadi produk turunan makanan, mereka juga potensial menjadikan desanya sebagai tujuan wisata desa. 

"Kalau tidak sempat ke Makassar, sore-sore saya sering ke sini menikmati sunset (matahari senja) sambil ngopi-ngopi," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pankep, Djadjang Andi Abbas. 

Tempat ngopi-ngopi yang dimaksud Djadjang adalah sebuah kafe sederhana berupa rumah panggung di pinggir jalan desa di sela pohon bakau. 

Di situlah perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo Hutchison menggelar kegiatan penanaman pohon bakau (mangrove), Senin 4 Desember 2023.

Tujuannya, mengajak masyarakat setempat untuk memelihara lingkungannya yang kian terdegradasi. Juga sekaligus sebagai partisipasi perusahaan dan karyawan Indosat dalam upaya mengatasi kerusakan lingkungan dan perubahan iklim (climate change) yang kian radikal.

Penanaman mangrove di Bulu Cindea itu salah satu bagian dari keseluruhan penanaman 56 ribu bibit bakau di berbagai lokasi. Sumbangan karyawan dan perusahaan dalam rangka hari jadi ke-56 perusahaan. 

"Kami tidak datang sekadar seremoni, menanam pohon lalu pergi dan urusan selesai," kata SVP Head of Corporate Communication IOH, Steve Saerang. 

Mangrove yang telah dan akan ditanam di kawasan pantai Bulu Cindea akan dipantau melalui aplikasi smartphone yang berbasis teknologi Internet of Things (IoT). Dengan demikian perkembangan pertumbuhannya dapat dimonitor, termasuk serapan emosi karbon (CO2) yang dihasilkannya.

Pola pemberdayaan masyarakat desa yang dipilih IOH sangat tepat. Bukan hanya merevitalisasi hutan bakau untuk kepentingan lingkungan dan mengatasi isu perubahan iklim yang semakin radikal. 

Akan tetapi upaya itu sekaligus dibarengi pemberdayaan masyarakatnya. Indosat bekerjasama media terbesar Tribun Timur, juga memberikan pelatihan jurnalistik dasar, media sosial, fotografi dan videografi, serta digital marketing kepada masyarakat setempat.

Harapannya, warga Bulu Cindea memiliki pengetahuan dasar tentang media dan kreativitas, untuk menghasilkan konten medsos yang bernilai "menjual" bagi segala potensi sumber daya pedesaan.

"Kami harap ibu-ibu dan bapak-bapak menjadi content creator juara. Lahir Nagita Slavina lainnya di desa Bulu Cindea ini," ujar Steve Saerang, disambut suara riuh dan tepuk tangan meriah peserta pelatihan yang digelar di kantor desa.

Harapan Steve tidaklah berlebihan. Warga Bulu Cindea bukanlah masyarakat malas dan miskin kreativitas. Menurut Kepala Desa Bulu Cindea, Made Ali, warganya sudah mengolah ikan menjadi abon. Memproses garam tambak menjadi garam yodium, serta garam spa.

Persoalannya, hasil karya dan produk mereka masih sangat sederhana. Sistem produksi, distribusi dan pemasaran masih perlu dibenahi dan dikembangkan lebih lanjut. 

Akan tetapi, ada satu fakta, bahwa desa ini memiliki penderita stunting terbanyak di antara seluruh desa di Pangkep. "Kami ada program mengatasi masalah stunting ini. Tiga bulan dijalankan, hanya empat dari 40 anak yang berhasil diangkat dari status gizi buruk itu," papar Kepala Desa Bulu Cindea, Made Ali. 

Jika dilihat secara kasat mata, penduduk desa ini tidaklah miskin-miskin amat. Banyak sepeda motor, bahkan mobil pribadi. Rumah penduduk juga tidaklah reot-reot amat.

Program pemberdayaan sektor lingkungan, ekonomi, belumlah cukup. Tak kalah pentingnya, mengubah pola pikir (mindset) masyarakat dari pola hidup konsumtif menjadi pola hidup sehat dan lebih produktif. Hidup sehat dengan gizi baik, sehingga bisa lebih kreatif dan produktif, dan akhirnya mereka dapat meningkatkan taraf hidupnya. 

Bulu Cindea jika disingkat menjadi satu kata bisa disebut "bucin". Pas memang, karena bucin alias butuh cinta (istilah anak sekarang) dengan program pemberdayaan masyarakat dan lingkungannya yang terstruktur dan terukur dari Indosat. 

Masyarakat Bucin memang butu cinta Indosat juga. Bucin Indosat harus diulurkan secara simultan, berkesinambungan hingga masayarakat Desa Bucin mencapai level yang dapat mengangkat diri mereka sendiri. 

"Selain kami monitor dari Jakarta melalui sistem berbasis teknologi, kami pastikan akan kembali ke sini melihat langsung perkembangan mangrove dan progres digitalisasi yang dilakukan masyarakat," janji Steve.

Andi Suruji, Pemimpin Umum Tribun Timur dan Pemimpin Redaksi Celebes Media Group.