Gepeng yang Beroperasi di Makassar Didominasi Warga Maros dan Bima

ilustrasi pengemis - (tribunnews.com)

CELEBEMEDIA.ID, Makassar - Untuk mengatasi gelandangan dan pengemis (gepeng) jelang bulan Ramadhan di kota Makassar, Dinas Sosial (Dinsos) Makassar jalin kerjasama dengan beberapa pemerintah daerah di Sulawesi Selatan.

Menurut Kepala Dinas Sosial Makassar, M Iskandar Lewa bahwa Pemprov Sulsel telah membentuk tim terpadu untuk menanggulangi kedatangan gepeng menjelang Ramadhan. Karena dinilai gepeng selalu berdatangan ketika bulan Ramadhan datang.

“Jadi, pak Gubernur (Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah) telah membentuk tim terpadu yang mencakup beberapa pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mengurangi Gepeng yang berdatangan di Makassar,” kata Iskandar Lewa kepada CELEBESMEDIA.ID saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis siang (28/3/2019).

Iskandar Lewa menjelaskan, bahwa ada lima daerah yang di bawah naungan tim terpadu digagas oleh Pemprov Sulsel, yakni Pemkab Gowa, Jeneponto, Maros, Takalar dan Pemkot Makassar.

Sedangkan untuk instansi yang dilibatkan di pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, yakni Dinas Pemberdayaan perempuan, Dinas Sosial, TNI, Polisi dan Satpol PP.

“Karena permasalahan utamanya, para gepeng yang ada di Makassar, itu berasal dari luar. Maka dari itu, tim terpadu dibentuk,” ujarnya.

Lanjut Iskandar, bahwa gepeng yang beroperasi di wilayah Makassar sebagian besar berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan warga kabupaten Maros.

Iskandar menambahkan, setiap kali Dinas Sosial Makassar melakukan penertiban terhadap gepeng, yang terjaring dalam razia tersebut kadang kala orang-orang  yang sama.

“Kami biasa mendapati orang-orang yang sama setiap kali razia, ada yang terjaring dua sampai tiga kali, dan mereka bukan warga kota Makassar,” katanya.

“Seperti gepeng yang ada di Simpang Lima (perbatasan Maros dan Makassar), Jalan Hertasning, Jalan Boulevard dan Fly Over, itu kebanyakan berasal dari Bima dan Maros ,” jelas Iskandar.