Mengenal Aliran Musik Grunge yang Dipopulerkan Band Nirvana: Jejak Awal Hingga Masa Kejayaannya

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Grunge, aliran musik yang kumuh dan kotor, disebut-sebut pertama kali muncul pada tahun 1980-an.
Namun, sejarah musik ini sebenarnya telah dimulai sejak era 1960-an, ketika beberapa band seperti Crosby, Stills, Nash and Young memainkan genre musik ini.
Sayangnya, pada era 1970-an, ledakan musik punk mengambil alih dan menyebabkan band-band grunge tersebut gagal bertahan lama.
Akan tetapi, grunge tak putus asa dan mengalami kelahiran kembali di kota Seattle, Barat Laut Amerika Serikat.
Grunge, sebagai subkultur alternative rock, menggabungkan elemen punk rock dan heavy metal tanpa mengadopsi kecepatan dan struktur punk.
Suara kumuh dan kotor tanpa efek-efek gitar menjadi ciri khasnya yang menarik perhatian anak muda saat itu.
Gaya musik ini berhasil membunuh dominasi melodi panjang gitar yang sering dijumpai dalam era klasik rock.
Tak hanya dari segi musik, grunge juga menonjolkan lirik-lirik yang mencerminkan kecemasan, introspeksi diri, serta tema-tema seperti keterasingan, pengkhianatan, isolasi, dan kebebasan.
Semua itu membuat grunge menjadi daya tarik bagi kawula muda pada masanya.
Salah satu band yang dianggap mempopulerkan grunge adalah Nirvana. Namun, sebenarnya ada band lokal dari Seattle bernama Green River yang menjadi cikal-bakal kelahiran band-grunge lainnya.
Green River merilis album kompilasi berjudul "Deep Six" pada tahun 1986 bersama dengan lima band lain, yakni Soundgarden, Melvins, Malfunkshun, Skin Yard, dan The U-Men.
Album ini menarik perhatian karena menghadirkan permainan musik yang berat dengan kombinasi suara agresif dan tempo lambat dari heavy metal, sulit untuk dikategorikan dalam genre tertentu.
Puncak kejayaan grunge terjadi di pertengahan 1990-an, tidak terlepas dari keberhasilan Nirvana dengan album keduanya berjudul "Nevermind."
Album ini meledak di pasaran dan lagu hits seperti "Smells Like Teen Spirit" dianggap sebagai pemicu perkembangan musik pada era tersebut.
Tidak hanya Nirvana, band-band lain yang mengusung genre grunge juga meraih kesuksesan.
Pearl Jam dengan album "Ten," Soundgarden dengan "Badmotorfinger," Alice in Chains dengan "Dirt," dan Stone Temple Pilots dengan "Core" turut membawa grunge ke masa keemasannya.
Namun, kejayaan musik grunge tidak berlangsung lama. Pamor grunge mulai meredup seiring dengan kematian tragis vokalis Nirvana, Kurt Cobain.
Meskipun semangat grunge tetap terus ada dalam beberapa band, popularitas genre ini mulai meredup dan tidak secerah masa kejayaannya.
Masa keemasan dan kemudian kemunduran grunge menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah musik rock.
Grunge menghadirkan warna tersendiri dalam industri musik, mengguncang kebiasaan musik klasik rock, dan menyuarakan perasaan serta aspirasi generasi muda pada masanya.
Meskipun pamornya meredup, warisan grunge tetap hidup dan berpengaruh bagi perkembangan musik dan budaya hingga saat ini.***