Kenali Ciri-ciri Baby Blues Syndrome pada Ibu dan Cara Mengatasinya

Baby Blues Syndrome (foto: freepik.com/author/freepik)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Baby blues syndrome adalah kondisi perasaan sedih yang umum dialami oleh banyak wanita pada masa awal setelah melahirkan. Gejala ini biasanya muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pasca persalinan.

Setelah melahirkan, terjadi penurunan kadar hormon yang dapat memengaruhi suasana hati.

Faktor lain yang dapat memperburuk kondisi adalah bayi yang baru lahir sering bangun, menyebabkan kurangnya waktu tidur bagi ibu.

Selain itu, kekhawatiran tentang merawat bayi juga dapat menimbulkan stres yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Baby blues umumnya berlangsung selama beberapa hari dan paling lama dua minggu.

Sebanyak 80 persen orang tua baru mengalami kondisi ini, tanpa memandang usia, pendapatan, budaya, atau tingkat pendidikan.

Gejala baby blues bisa hilang dengan sendirinya tanpa perawatan khusus. Namun, jika gejala tidak membaik setelah beberapa minggu atau malah semakin parah, ibu mungkin mengalami depresi pascamelahirkan (postpartum depression), yang lebih serius.

Ciri-ciri utama baby blues syndrome melibatkan perubahan suasana hati yang cepat, dari senang menjadi sedih.

Gejala lain termasuk kelelahan, mudah tersinggung, kesedihan, menangis, kehilangan selera makan, kesulitan tidur, dan merasa kewalahan dengan tugas bayi. Gejala ini biasanya mulai membaik pada hari ke-10.

Apabila gejala tidak kunjung membaik atau bahkan semakin parah, sebaiknya ibu mencari bantuan lebih lanjut karena bisa jadi mengalami postpartum depression.

Meskipun gejala awal postpartum depression mirip dengan baby blues, depresi pascamelahirkan memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi, termasuk pikiran bunuh diri dan ketidakmampuan merawat bayi.

Penyebab baby blues syndrome sendiri tidak diketahui secara pasti.

Namun, beberapa faktor yang diyakini dapat menyebabkan depresi ringan pasca melahirkan antara lain adalah perubahan hormonal, stres dalam merawat bayi baru lahir, dan kurang tidur.

Penyesuaian tubuh setelah melahirkan dan kurang tidur selama masa postpartum dapat berkontribusi pada timbulnya gejala baby blues.

Dukungan dan pemahaman terhadap perasaan ini dianggap penting selama masa transisi menjadi seorang ibu.***