Perbedaan Utama Antara Jaringan Kolenkim dan Sklerenkim

Perbedaan Utama Antara Jaringan Kolenkim dan Sklerenkim (foto: freepik.com/author/brgfx)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kolenkim dan sklerenkim adalah dua jenis jaringan dalam tumbuhan yang memiliki peran sebagai jaringan penyokong.

Meskipun keduanya bertujuan memberikan dukungan dan stabilitas pada tumbuhan, terdapat perbedaan signifikan antara kolenkim dan sklerenkim dalam beberapa aspek kunci.

Letak:

  • Kolenkim terletak di bagian tumbuhan yang masih muda dan sedang mengalami pertumbuhan.
  • Sklerenkim terletak di bagian tumbuhan yang sudah tua dan tidak lagi mengalami pertumbuhan.

Molekul Pembentuk:

  • Sel-sel kolenkim terdiri dari molekul selulosa dan pektin.
  • Sel-sel sklerenkim terdiri dari molekul lignin, selulosa, lipid tebal yang disebut cutin, dan lapisan pelindung yang disebut suberin.

Penebalan Sel:

  • Sel kolenkim mengalami penebalan dinding sel yang tidak merata.
  • Sel sklerenkim mengalami penebalan dinding sel yang lebih merata dan lebih tebal.

Kekakuan dan Elastisitas:

  • Sel sklerenkim sangat kaku dan tidak elastis karena mengandung lignin.
  • Sel kolenkim lebih elastis karena mengandung selulosa dan pektin, tetapi tetap kuat.

Fungsi:

  • Kolenkim memberikan dukungan plastis dengan fleksibilitas dan kekuatan tarik, memungkinkan tanaman muda untuk menekuk, memanjang, dan berkembang.
  • Sklerenkim memberikan dukungan mekanis, kekakuan, lapisan tahan air, dan mencegah pembusukan dengan bantuan cutin dan suberin.

Kehidupan Sel:

  • Sel-sel kolenkim tetap hidup selama masa dewasanya.
  • Sel-sel sklerenkim mati dan tidak dapat melakukan metabolisme karena dinding sel yang tebal.

Isi Sel:

  • Sel-sel kolenkim diisi dengan protoplasma karena masih hidup dan dapat melakukan difusi air dan nutrisi.
  • Sel-sel sklerenkim tidak berisi apa-apa karena sel-selnya telah mati dan dinding selnya yang tebal mencegah difusi air dan nutrisi.

Dengan perbedaan-perbedaan ini, kolenkim dan sklerenkim memiliki peran yang berbeda dalam menyokong tumbuhan dan beradaptasi dengan kebutuhan tumbuhan pada tahap pertumbuhan yang berbeda.***