Stunting: Mengungkap Fakta dan Penyebab Kondisi Pertumbuhan yang Terhambat pada Anak

Apa itu stunting dan penyebabnya (Foto: freepik.com/@jcomp)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Stunting, juga dikenal sebagai gangguan pertumbuhan, adalah masalah serius yang mempengaruhi pertumbuhan anak-anak di seluruh dunia.

Istilah stunting merujuk pada tinggi badan anak yang lebih pendek dari tinggi badan rata-rata yang seharusnya pada usia tertentu.

Dalam kondisi stunting, dapat berdampak serius pada kesehatan di masa depan karena anak-anak tidak mencapai potensi pertumbuhan mereka yang sebenarnya.

Stunting merupakan masalah kesehatan global yang sangat penting. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2020 sekitar 155 juta anak di seluruh dunia menderita stunting. Angka ini berarti sekitar 1 dari 4 anak di bawah usia lima tahun mengalami kondisi ini.

Dampak stunting pada anak-anak sangat serius. Selain menghambat pertumbuhan fisik, stunting juga berhubungan dengan risiko lebih tinggi terhadap penyakit, keterlambatan perkembangan kognitif, rendahnya kemampuan belajar, dan produktivitas yang rendah di masa dewasa.

Gizi yang buruk merupakan salah satu penyebab utama stunting. Anak-anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dalam makanan mereka cenderung mengalami pertumbuhan yang terhambat.

Kekurangan nutrisi penting seperti protein, zat besi, dan vitamin A dapat menyebabkan stunting pada anak-anak.

Beberapa faktor yang berkontribusi pada gizi yang buruk meliputi kurangnya akses terhadap makanan bergizi, praktik pemberian makan yang tidak tepat, dan kondisi sanitasi yang buruk.

Selain itu, infeksi dan penyakit juga dapat menjadi penyebab stunting seperti mengalami infeksi saluran pernapasan, diare, atau penyakit menular lainnya.

Infeksi kronis dapat mengganggu penyerapan nutrisi yang tepat oleh tubuh, sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

Faktor sosial-ekonomi dan lingkungan juga memainkan peran penting dalam terjadinya stunting. 

Ketidakstabilan ekonomi, kemiskinan, dan kurangnya pendidikan orang tua dapat mempengaruhi akses terhadap makanan bergizi, layanan kesehatan, dan praktik perawatan yang baik untuk anak-anak.

Kualitas air yang buruk, sanitasi yang tidak memadai, dan kebersihan yang rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan penyakit yang berkontribusi pada stunting.

Pajanan terhadap polusi udara dan bahan kimia berbahaya juga dapat berdampak negatif pada pertumbuhan anak-anak.

Untuk mengatasi stunting, diperlukan upaya yang komprehensif dan kolaboratif. Langkah-langkah yang perlu diambil termasuk meningkatkan akses terhadap makanan bergizi, perbaikan sanitasi dan kebersihan, serta program kesehatan yang memadai.

Penting bagi kita semua untuk memahami penyebab stunting dan mengambil tindakan yang tepat guna membantu anak-anak tumbuh dengan sehat dan mencapai potensi pertumbuhan mereka yang sebenarnya.

Dengan kerjasama yang baik, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.***