Lapisan Pelindung pada Daun Tumbuhan yang Menginspirasi Pembuatan Lapisan Pengilap Cat Mobil

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Lapisan pelindung pada daun tumbuhan yang menginspirasi pembuatan lapisan pengilap cat mobil adalah Kutikula.
Dalam buku "Pengetahuan Dasar Pestisida Pertanian dan Penggunaannya" karya Panut Djojosumarto (2020:191), kutikula adalah lapisan terluar pada daun, yang terdapat baik di bagian atas maupun bawah daun.
Kutikula terdiri dari tiga lapisan dengan komposisi kimia yang berbeda. Lapisan terluar terdiri dari lilin yang bersifat lipofilik (menyukai minyak) dan biasanya menolak air.
Lapisan lilin ini berperan sebagai pelindung utama daun, mencegah kehilangan air (penguapan) dari tanaman.
Lapisan kedua adalah kutin, yang bersifat hidrofilik (menyukai air). Meskipun kutin secara umum bersifat hidrofilik, terdapat partikel-partikel lilin yang tersebar di dalamnya, menjadikannya bersifat lipofilik.
Sedangkan lapisan ketiga adalah pektin yang bersifat hidrofilik. Di antara ketiganya, lapisan lilin adalah penghambat utama dalam penyerapan air.
Proses pembentukan kutikula melibatkan kutin, yang merupakan zat lemak yang melalui oksidasi dan polimerisasi dalam proses yang dikenal sebagai kutinisasi.
Dalam dinding sel epidermis, juga terdapat lignin, silika, lilin, atau campuran dari semuanya, baik di dalam maupun di permukaan dinding sel.
Perbedaan ketebalan, struktur ultra, dan komposisi kimia kutikula dapat ditemui antar spesies yang berbeda. Pembentukan kutin dan lilin epikutikular dimulai dengan sintesis asam lemak.
Asam lemak mengalami hidrolisis, esterifikasi, dan penggabungan untuk membentuk kutin.
Ketika membentuk lilin epikutikular, asam lemak mengalami perpanjangan dan modifikasi menjadi berbagai jenis lilin.
Meskipun proses transportasi lilin epikutikular masih belum sepenuhnya dipahami, senyawa-senyawa penyusun lilin epikutikular disintesis di dalam sel dan kemudian diangkut keluar melalui membran sel, dinding sel, dan kutikula.
Proses pengangkutan ini dapat melibatkan difusi biasa atau melewati porus yang beranastomosis, atau bahkan kombinasi keduanya.
Selain berperan dalam mencegah transpirasi, lilin epikutikular juga berfungsi melindungi daun dari pencemar udara dan mengurangi daya lekat materi kontaminan seperti debu dan spora.
Selain itu, deposit lilin epikutikular yang tebal juga memperkuat permukaan sel dan melindungi jaringan dalam dari radiasi sinar ultraviolet.
Konsep ini juga telah diadopsi dalam pengembangan bahan seperti cat dan tekstil, dengan lapisan yang terinspirasi oleh kutikula daun.
Lapisan ini memungkinkan air mengalir dengan mudah dan mengurangi kotoran yang menempel, sementara juga memberikan tampilan yang lebih bersih dan memantulkan cahaya di mobil.***