Death Wish: Film Aksi Balas Dendam yang Kontroversial

. Selasa, 28 November 2023 00:00
Death Wish: Film Aksi Balas Dendam yang Kontroversial

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Film “Death Wish” adalah film aksi yang menceritakan tentang seorang dokter bedah trauma yang menjadi pembalas dendam setelah istrinya dibunuh dan putrinya koma akibat serangan brutal oleh para penjahat.

Film ini merupakan remake dari film tahun 1974 yang berjudul sama dan dibintangi oleh Charles Bronson.

Film ini juga merupakan reboot dari seri film “Death Wish” yang terdiri dari lima film yang dirilis antara tahun 1974 dan 1994.

Film “Death Wish” versi 2018 disutradarai oleh Eli Roth, yang dikenal sebagai sutradara film horor seperti “Hostel” dan “The Green Inferno”.

Film ini ditulis oleh Joe Carnahan, yang juga menulis film aksi seperti “The A-Team” dan “The Grey”.

Film ini dibintangi oleh Bruce Willis sebagai Dr. Paul Kersey, Vincent D’Onofrio sebagai Frank Kersey,

Elisabeth Shue sebagai Lucy Kersey, Camila Morrone sebagai Jordan Kersey, Dean Norris sebagai Detektif Kevin Raines, dan Kimberly Elise sebagai Detektif Leonore Jackson.

Film ini dirilis di Amerika Utara oleh Metro-Goldwyn-Mayer dan di luar negeri oleh Annapurna International pada tanggal 2 Maret 2018.

Film ini mendapat pendapatan kotor sebesar $49,6 juta di seluruh dunia, dengan anggaran sebesar $30 juta.

Film ini mendapat kritik negatif dari para kritikus, yang menganggap film ini tidak sesuai dengan kondisi sosial dan politik saat ini, terutama mengenai isu kekerasan senjata dan keadilan sendiri.

Roth membantah bahwa film ini bermaksud menyampaikan pesan “sayap kanan” atau “pro-senjata”, dan mengatakan bahwa film ini hanyalah sebuah hiburan.

Film ini mengikuti alur cerita yang mirip dengan film aslinya, dengan beberapa perbedaan.

Di film ini, Paul Kersey adalah seorang dokter bedah trauma yang tinggal di Chicago, bukan seorang arsitek yang tinggal di New York.

Ketika istrinya dibunuh dan putrinya koma oleh tiga penjahat yang menyusup ke rumahnya, Paul merasa frustrasi dengan ketidakmampuan polisi menangkap pelakunya.

Ia kemudian memutuskan untuk membeli senjata dan membunuh para penjahat yang ia temui di jalanan.

Aksi-aksinya itu menarik perhatian media, yang memberinya julukan “Grim Reaper” atau “Malaikat Maut”.

Paul juga mencari tahu identitas para penjahat yang menyerang keluarganya, dan berhadapan dengan mereka dalam konfrontasi akhir yang menegangkan.

Film ini menampilkan banyak adegan kekerasan dan darah, yang menjadi ciri khas Roth sebagai sutradara.

Film ini juga menampilkan beberapa adegan humor gelap, yang berasal dari naskah Carnahan.

Film ini juga menghadirkan beberapa referensi dan penghormatan kepada film aslinya, seperti penggunaan lagu “Rockin’ Around the Christmas Tree” sebagai musik latar, dan penampilan cameo dari sutradara film aslinya, Michael Winner, dalam bentuk foto.

Film “Death Wish” adalah film yang dapat menimbulkan berbagai reaksi dari penonton, tergantung dari sudut pandang dan preferensi mereka.

Bagi yang menyukai film aksi balas dendam yang penuh adrenalin dan emosi, film ini mungkin dapat memberikan kepuasan.

Bagi yang mencari film yang lebih mendalam dan kritis mengenai masalah sosial dan moral, film ini mungkin dapat mengecewakan.

Bagi yang ingin menonton film yang kontroversial dan menantang, film ini mungkin dapat menarik perhatian.

Apapun pendapat Anda, film “Death Wish” adalah film yang tidak dapat diabaikan.***