CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Amonia, dengan rumus kimia NH3, merupakan gas yang jernih dan tidak berwarna namun memiliki aroma yang sangat tajam.

Meskipun secara alami berbentuk gas, amonia dapat diubah menjadi bentuk padat atau cair tergantung pada penggunaannya.

Gas amonia dihasilkan dari dekomposisi berbagai materi organik seperti tumbuhan, bangkai, dan limbah hewan, termasuk dalam proses pencernaan protein manusia.

Dalam tubuh manusia, amonia diubah menjadi urea, salah satu komponen utama urine, yang memberikan aroma khas pada urin.

Paparan amonia memiliki potensi bahaya bagi kesehatan, tergantung pada tingkat paparan dan durasi paparan tersebut.

Bahaya Kontak Kulit dan Mata

Kontak dengan amonia dalam bentuk cair atau gas bisa menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.

Paparan dalam dosis tinggi dapat mengakibatkan luka bakar kulit dan kerusakan mata permanen, bahkan bisa menyebabkan radang dingin pada kulit (frostbite).

Bahaya Tertelan

Menelan amonia dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan sakit perut.

Tertelan dalam dosis tinggi dapat mengakibatkan kerusakan parah pada mulut, tenggorokan, dan lambung, meninggalkan kerusakan permanen.

Bahaya Inhalasi

Amonia, dengan bobot molekul yang lebih ringan dari udara, mudah menguap dan bisa masuk ke saluran pernapasan.

Pernapasan gas amonia dalam konsentrasi rendah dapat menyebabkan batuk sementara, sementara konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru, bahkan dapat mengakibatkan edema paru-paru dan gagal napas.

Paparan amonia dalam kadar rendah seringkali tidak menimbulkan gejala berbahaya karena diproses oleh hati dan dikeluarkan melalui urine.

Namun, dalam paparan berlebih, hati mungkin tidak dapat memproses amonia dengan baik, yang pada akhirnya bisa membahayakan otak dengan gejala seperti kejang, peningkatan detak jantung, hingga koma.***