Apa Itu Tone Deaf dan Bahasa Slang Lainnya yang Populer di Media Sosial

Tone Deaf dan Bahasa Slang Lainnya

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Belakangan ini, istilah "tone deaf" menjadi sangat populer di media sosial. Secara literal, dalam bahasa Indonesia artinya adalah "buta nada."

Namun, dalam penggunaan sehari-hari, istilah ini lebih sering dianggap sebagai slang atau bahasa gaul yang merujuk pada seseorang yang sulit memahami perasaan orang lain.

Biasanya, istilah "tone deaf" digunakan untuk menggambarkan orang kaya atau penguasa yang kurang peka terhadap masalah sosial.

Untuk memahami makna "tone deaf" lebih baik, mari kita simak penjelasannya.

Menurut situs Cambridge Dictionary, "tone deaf" berarti tidak memahami perasaan orang lain.

Istilah ini juga merujuk pada ketidakpekaan terhadap apa yang dibutuhkan dalam situasi penting.

Penjelasan serupa juga dapat ditemukan dalam situs Merriam Webster. Mereka menyatakan bahwa "tone deaf" adalah sifat yang menunjukkan ketidakpekaan atau kurangnya perhatian terhadap sentimen publik, opini, atau selera.

Beberapa contoh kalimat yang menggunakan istilah slang "tone deaf" adalah sebagai berikut:

- Orang-orang di sini marah atas tanggapannya yang tidak peka terhadap kritik.

- Banyak politisi tidak peka terhadap kekhawatiran rata-rata pemilih.

- Pada saat itu, saya bertanya-tanya bagaimana orang yang begitu cerdas bisa begitu tidak peka terhadap kenyataan pahit yang dihadapi bangsa ini.

Selain "tone deaf," masih ada banyak slang bahasa Inggris lain yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.

- Savage, yang artinya kejam atau tegas;

- Chill, yang memiliki arti santai atau tenang;

- FOMO singkatan dari Fear Of Missing Out yang menggambarkan rasa takut ketinggalan tren.***