Mengenal Salamander, Amfibi Perpaduan Mirip Katak dan Kadal

Salamander, Amfibi Perpaduan Mirip Katak dan Kadal (foto by pixabay)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Salamander adalah amfibi yang memiliki penampilan menyerupai perpaduan antara katak dan kadal.

Mereka memiliki tubuh yang panjang dan ramping, kulit lembap serta halus, dan ekor yang memanjang. Kelompok salamander sangat beragam dalam hal spesiesnya.

Beberapa jenis salamander memiliki empat kaki, sementara yang lain hanya memiliki dua kaki.

Beberapa di antaranya memiliki paru-paru, sementara yang lain memiliki insang.

Salamander termasuk dalam ordo Caudata, satu dari tiga ordo dalam kelas Amphibia, bersama dengan Anura (katak dan kodok) serta Gymnophiona (caecilian, yang tidak memiliki kaki dan menyerupai cacing besar).

Dalam ordo Caudata, terdapat sembilan famili, 60 genera, dan sekitar 600 spesies. Beberapa contoh spesies salamander mencakup kadal air, mudpuppies, sirene, dan belut Kongo.

Ukuran salamander

Ukuran salamander bervariasi luas karena adanya ratusan jenis yang berbeda. Sebagian besar salamander memiliki panjang sekitar 15 cm.

Salamander terbesar adalah salamander raksasa Jepang (Andrias japonicus) yang bisa tumbuh hingga 1,8 meter dari kepala hingga ekor, dengan berat mencapai 63 kilogram.

Di sisi lain, salamander terkecil adalah Thorius arboreus, spesies salamander kerdil dengan panjang hanya 1,7 cm.

Habitat Salamander

Salamander mendiami berbagai habitat di seluruh dunia, dan Amerika Serikat memiliki jumlah terbesar dari berbagai keluarga salamander.

Habitat salamander bergantung pada jenisnya, seperti kadal air yang cenderung menghabiskan sebagian besar waktunya di darat dengan kulit kering dan berkerut, sedangkan sirene memiliki paru-paru dan insang, menghabiskan sebagian besar waktunya di air.

Bagaimanapun jenisnya, kelembapan kulit dan keberadaan sumber air menjadi penting bagi salamander.

Salamander umumnya lebih aktif selama musim dingin dan sering aktif di malam hari.

Pada siang hari, mereka bersantai di bawah batu atau di pohon untuk menjaga kelembapan.

Pada malam hari, mereka mencari makan dengan kulit yang cerah dan berwarna-warni sebagai peringatan untuk menjauhkan pemangsa.

Banyak salamander memiliki kelenjar di leher atau ekornya yang mengeluarkan cairan tidak enak atau bahkan beracun untuk menakut-nakuti pemangsa.

Beberapa juga bisa melindungi diri dengan meremas otot untuk membuat ujung tulang rusuk mereka tajam dan menembus kulit pemangsa.

Ada juga jenis salamander yang mampu melepaskan ekornya sebagai taktik pertahanan dan menumbuhkan yang baru.***