KOLOM ANDI SURUJI : FESyar, Dinamisator di Tengah Pandemi

. Sabtu, 08 Agustus 2020 17:51
FESyar - (int)

PANDEMI Covid-19 memaksa kita harus tinggal di rumah, menjaga jarak dengan orang lain, menghindari pertemuan langsung apalagi kerumunan. Itu semua demi mencegah kita tertular dan menularkan virus yang mematikan tersebut.

Akan tetapi, kita tidak tahu sampai kapan penularan virus itu berlangsung dan kapan berhentinya. Sementara hidup, kehidupan harus terus berlangsung. 

Dari sisi ekonomi, kita baru saja menerima informasi dari pemerintah. Perekonomian terkoreksi dan terkontraksi cukup dalam. Tidak main-main. Angkanya sampai 5 persen lebih. 

Luar biasa. Dampaknya bisa kemana-mana. Pandemi Covid membuat krisis kesehatan. Lalu merembes menjadi krisis ekonomi kemudian meningkat menjadi resesi. 

Jika tidak teratasi dengan proper, bisa jadi membawa kita ke lingkaran krisis sosial. Pengangguran bertambah, kemiskinan membelenggu, dan kriminalitas pun meningkat. Rasa aman terancam.

Artinya, aktivitas tidak boleh berhenti. Kita tidak boleh kalah dan menyerah begitu saja menerima situasi dan kondisi yang ada.

Negara pun harus hadir. Organ-organ negara, semisal pemerintah, otoritas negara lainnya, tidak sekadar hadir tetapi menjadi inisiator untuk membangkitkan semangat hidup rakyat yamg terpuruk, bahkan banyak yang putus asa. 

Khusus di Sulawesi Selatan, Bank Indonesia mengambil peran itu, dengan menggelar Pekan Ekonomi Syariah (FESyar) 13 sampai 15 Agustus 2020. Walaupun secara virtual. 

Padahal karyawan BI sendiri harus bekerja dari rumah, wajib menerapkan protokol kesehatan. Akan tetapi tanggung jawab di pundaknya memaksa insan BI memikul beban berat tersebut. 

Berbeda dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, PESyar 2020 mengusung konsep virtual sebagai bentuk adaptasi baru atas kondisi pandemic Covid-19 yang belum berakhir. 

PeSyar tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan nasional Festival Ekonomi Syariah (FESyar) KTI 2020, dimana tahun ini akan diselenggarakan di Mataram.

Kepala Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Bambang Kusmiarso, mengutarakan, kegiatan PESyar 2020 diharapkan mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Sulawesi Selatan.

Kita tidak mengharap FESyar 2020 ini bakal menghasilkan deal bisnis dan transaksi keuangan seketika apalagi dalam jumlah besar. Akan tetapi, hal yang patut diacungi jempol, BI hendak mengirimkan sinyal positif kepada masyarakat, bahwa mereka tidak sendirian berjuang dan memperjuangkan nasibnya yang terpuruk. 

Ada organ negara, otoritas moneter, Bank Indonesia, yang turut memikirkan nasib bangsa yang sedang ditimpa duka lara mendalam. Dengan acara apa pun dan situasi apa pun. FESyar secara virtual adalah salah satu jawaban dan respons dalam situasi dan kondisi tidak normal, yang memanfaatkan teknologi.

Patut diketahui, kebijakan ekonomi dan keuangan syariah menjadi salah satu bauran kebijakan BI untuk menjaga stabilitas dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi nasional.