Okupansi Kamar Turun Terus, Hotel Semakin Ketat Efisiensi

. Selasa, 06 Mei 2025 09:15
Hotel Aryaduta Makassar - (foto by Aryaduta.com)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Dampak efisiensi penggunaan anggaran pemerintah, khususnya perjalanan dinas dan kegiatan di hotel, semakin terasa bagi pengusaha hotel di Sulawesi Selatan. 

Manajemen hotel pun menetapkan berbagai kiat, melakukan efisiensi besar-besaran, agar dapat bertahan walaupun mengurangi kualitas servis bagi tamu.

Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel yang dirilis Senin (5/5/2025), Tingkat Penghunian Kamar (TPK) atau yang biasa disebut occupancy rate hotel bintang di Sulawesi Selatan pada Maret 2025 semakin anjlok, tercatat hanya 29,52 persen.

Angka kinerja Maret itu menjukkan penurunan yang sangat signifikan, yakni 15,81 poin dibanding Februari 2025 (45,33 persen). 

Padahal, tingkat hunian pada Februari 2025 itu juga sudah turun 3,94 poin.

Dibandingkan dengan Maret 2024 (43,95 persen), TPK hotel bintang pada Maret 2025 itu juga turun sebesar 14,43 poin.

Menurut BPS, pada Januari-Maret 2025, perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) ke Sulsel mencapai 10.509.061 perjalanan. Jumlah ini naik 13,03 persen dibandingkan kumulatif periode yang sama pada tahun 2024 (c-to-c).

Meski demikian, pada Maret 2025 tercatat hanya 9.831 kunjungan wisnas melalui Pintu Kedatangan Bandara Sultan Hasanuddin. Jumlah ini turun sebesar 28,27 persen dibanding Februari 2025 yang sebanyak 13.706 kunjungan.

TPK hotel bintang di Sulsel pada Februari 2025 tercatat 45,33 persen, turun 3,94 poin (y-on-y).

TPK hotel non bintang pada Februari 2025 lebih parah, tercatat tinggal 18,01 persen, turun 2,54 poin (y-on-y).

Rata-rata lama menginap seluruh tamu pada hotel bintang di Sulsel pun semakin singkat. Pada Februari 2025 hanya rata-rata 1,53 malam, turun 0,02 poin  (y-on-y).

General Manager Hotel Aryaduta, Erwin Arsyad mengaku pihaknya masih bisa berfas sedikit lebih lega karena tingkat hunian kamar hotelnya meningkat signifikan pada April yang tercatat 40 persen. Padahal, hanya 25 persen pada Maret 2025.

Dalam penelusuran CELEBESMEDIA.ID di beberapa hotel di Makassar, pekan lalu, upaya efisiensi secara ketat dilakukan manajemen hotel agar tetap bertahan dalam operasionalnya terlihat dan terasa.

Di salah salah satu hotel di Makassar, tinggal satu botol air minum yang tersedia di kamar. Padahal biasanya dua botol.

Bahkan ada pengelola hotel yang sama sekali tidak lagi menyediakan air minum kemasan botol di dalam kamar.

Penyediaan air minum diganti dengan layanan dispenser di luar kamar, yang ditempatkan di lorong kamar untuk digunakan tamu secara bersama.

Ada pula yang hanya menyediakan sabun dan shampo. Tidak lagi menyediakan body lotion dan sikat gigi.

Di salah satu hotel lainnya, pengurangan tenaga kerja kontrak sudah dilakukan sejak Februari. Resepsionis yang biasanya dua sampai tiga orang, tinggal satu orang. Tenaga digeser ke pelayanan kafe.

"Harus dilakukan (efisiensi) Pak. Semoga kondisi cepat pulih. Teman-teman pekerja kontrak dipanggil masuk kerja lagi," kata seorang penjaga cafe & restoran hotel dengan nada sedih.

Ia masih bersyukur dan beruntung digeser dari posisi resepsionis ke cafe, tidak kena kebijakan dirumahkan seperti rekan kerjanya yang lain.