Karlink Dihantui Lapak Kosong hingga Sepi Pembeli

. Sabtu, 14 Juni 2025 13:11
Karlink Dihantui Lapak Kosong hingga Sepi Pembeli - (foto by Rifki)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Fenomena lapak kosong dan sepinya pengunjung di pasar-pasar, khususnya pasar modern, semakin menjadi pemandangan umum di berbagai kota. Dahulu, pasar adalah denyut nadi perekonomian lokal, tempat transaksi, tawar-menawar, dan interaksi sosial berpadu.

Namun kini, sebagian besar pedagang mengeluh omzet anjlok, bahkan banyak yang terpaksa gulung tikar. Penyebab utamanya jelas gempuran pasar online (e-commerce) yang mengubah drastis pola belanja masyarakat.

Salah satu pasar modern yang terdampak di Makassar adalah Karebosi Link (Karlink). Salah pedagang, Andi Risna mengeluhkan omzet yang turun drastis. Sepinya pembeli sudah berlangsung sejak Covid-19.

“Yang bikin bertahan karena tidak adanya sampingan di luar, seandainya ada (pekerjaan) sudah tidak bisa di sini,” tutur Andi Risna kepada CELEBESMEDIA.ID, Sabtu (14/6).

Risna mengaku tidak mengikuti tren penjualan online, karena harga jauh lebih murah dibandingkan dijual secara offline.

“Tidak ada penjualan online karena yang menjual online biasa lebih murah. Kita tidak bisa, tidak mencapai (modal),” tambah dia.

Berbagai upaya pun dilakukan pengelola Karlink yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, untuk kembali menarik pembeli usai pandemi Covid-19 berlalu dan di tengah-tengah gempuran penjualan online.

Direktur PT Tosan Permai Lestari, Binsar J Samosir, mengungkapkan upaya yang dilakukan pihaknya mulai dengan harga sewa los yang murah, dorongan kepada pedagang untuk melakukan penjualan hybrid (online dan offline), hingga menghadirkan Computer Center Karebosi Link.

Binsar mengaku untuk harga sewa los atau lapak saat ini, pihaknya mematok pada angka Rp5-10 juta per tahunnya. Harga tersebut jauh dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai belasan hingga puluhan juta.

Adapun targetnya yakni para pengusaha UMKM, khususnya anak muda guna mendukung mereka mengembangkan usaha yang dimiliki.

“Dengan harga sewa yang murah kita berharap mereka bisa berkembang, ke depannya kita bisa masuk ke harga pasar. Pastikan kalau sudah ramai, harga pasar sudah berubah ya,” ujar Binsar.

Sejauh ini los yang beroperasi di Karebosi Link berada pada angka 60 persen dari total keseluruhan yang ada. Di mana menurut Binsar ada perkembangan setiap bulannya.

“Sampai saat ini, sekira 70 kios baru yang buka. Makanya kita berkantor di sini supaya lebih dekat dengan pedagang-pedagang.“

Para pedagang ini kemudian diharapkan pengelola dapat beroperasi secara hybrid yakni online dan offline guna meningkatkan pengelolaan mereka.

Hal itu juga kemudian mendorong pengelola Karebosi Link untuk turut menghadirkan Computer Center Karebosi Link untuk jual beli, servis, dan pembelian spare parts.

“Kita dari pengelola melihat adanya titik cerah dari adanya pertimbangan antara online offline tersebut, terutama dari pasar komputer dan handphone. Tidak mungkin kan kita memperbaiki laptop yang rusak dengan cara online mereka pasti datang ke toko,“ pungkasnya.

Pantauan CELEBESMEDIA.ID di lokasi, beberapa los direnovasi untuk mempersiapkan Computer Center Karebosi Link.

Laporan: Muhammad Rifki