Karlink Dihantui Lapak Kosong hingga Sepi Pembeli

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Fenomena lapak kosong dan
sepinya pengunjung di pasar-pasar, khususnya pasar modern, semakin menjadi
pemandangan umum di berbagai kota. Dahulu, pasar adalah denyut nadi
perekonomian lokal, tempat transaksi, tawar-menawar, dan interaksi sosial
berpadu.
Namun kini, sebagian besar pedagang mengeluh omzet anjlok,
bahkan banyak yang terpaksa gulung tikar. Penyebab utamanya jelas gempuran
pasar online (e-commerce) yang mengubah drastis pola belanja masyarakat.
Salah satu pasar modern yang terdampak di Makassar adalah
Karebosi Link (Karlink). Salah pedagang, Andi Risna mengeluhkan omzet yang
turun drastis. Sepinya pembeli sudah berlangsung sejak Covid-19.
“Yang bikin bertahan karena tidak adanya sampingan di luar,
seandainya ada (pekerjaan) sudah tidak bisa di sini,” tutur Andi Risna kepada
CELEBESMEDIA.ID, Sabtu (14/6).
Risna mengaku tidak mengikuti tren penjualan online, karena
harga jauh lebih murah dibandingkan dijual secara offline.
“Tidak ada penjualan online karena yang menjual online biasa
lebih murah. Kita tidak bisa, tidak mencapai (modal),” tambah dia.
Berbagai upaya pun dilakukan pengelola Karlink yang terletak
di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, untuk kembali menarik pembeli usai
pandemi Covid-19 berlalu dan di tengah-tengah gempuran penjualan online.
Direktur PT Tosan Permai Lestari, Binsar J Samosir,
mengungkapkan upaya yang dilakukan pihaknya mulai dengan harga sewa los yang
murah, dorongan kepada pedagang untuk melakukan penjualan hybrid (online dan
offline), hingga menghadirkan Computer Center Karebosi Link.
Binsar mengaku untuk harga sewa los atau lapak saat ini,
pihaknya mematok pada angka Rp5-10 juta per tahunnya. Harga tersebut jauh
dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai belasan hingga puluhan
juta.
Adapun targetnya yakni para pengusaha UMKM, khususnya anak
muda guna mendukung mereka mengembangkan usaha yang dimiliki.
“Dengan harga sewa yang murah kita berharap mereka bisa
berkembang, ke depannya kita bisa masuk ke harga pasar. Pastikan kalau sudah
ramai, harga pasar sudah berubah ya,” ujar Binsar.
Sejauh ini los yang beroperasi di Karebosi Link berada pada
angka 60 persen dari total keseluruhan yang ada. Di mana menurut Binsar ada
perkembangan setiap bulannya.
“Sampai saat ini, sekira 70 kios baru yang buka. Makanya
kita berkantor di sini supaya lebih dekat dengan pedagang-pedagang.“
Para pedagang ini kemudian diharapkan pengelola dapat
beroperasi secara hybrid yakni online dan offline guna meningkatkan pengelolaan
mereka.
Hal itu juga kemudian mendorong pengelola Karebosi Link
untuk turut menghadirkan Computer Center Karebosi Link untuk jual beli, servis,
dan pembelian spare parts.
“Kita dari pengelola melihat adanya titik cerah dari adanya
pertimbangan antara online offline tersebut, terutama dari pasar komputer dan
handphone. Tidak mungkin kan kita memperbaiki laptop yang rusak dengan cara online
mereka pasti datang ke toko,“ pungkasnya.
Pantauan CELEBESMEDIA.ID di lokasi, beberapa los direnovasi untuk mempersiapkan Computer Center Karebosi Link.
Laporan: Muhammad Rifki