Gollata Tetap Manis di Masa Pandemi

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Suhendri, Direktur Utama Perkebunan Nusantara XIV menjadi narasumber dalam talk show Celebes Virtual Business Week (CVBW) 2021 session yang digelar Celebes TV di Functioan Room (FR) Menara Bosowa, Selasa (31/8/2021) , dengan mengangkat Tema “Gollata Tetap manis di Masa Pandemi".

Gollata merupakan produk gula retail yang diproduksi oleh BUMN, PT Perkebunan Nusantara XIV dari pabrik gula di Bone, Camming dan Takalar. Nama Gollata diambil dari bahasa Bugis-Makassar, yang mempunyai arti kata gula kita. Pemilihan nama tersebut berdasarkan kearifan lokal, sebagai harapan agar masyarakat di Kota Makassar maupun Sulsel, bangga mengkomsumsi produk halal.

"Produk Gollata dengan tagline ‘Teman Manis Kita’ ini asli dari gula tebu dan sesuai standar SNI. Sehingga dijamin kehalalannya, kemurnian dan kemanisannya. Proses produksi Gollata, mulai dari pembibitan, perawatan tebu, tebang dan angkut sampai proses pengemasan. Untuk produksi awal sebanyak 1.500 ton. Dan juga Pabrik gula ini berdiri sejak awal tahun 80-an," ujar Suhendri.

Suhendri menyampaikan, bahwa hadirnya Gollata ini mengingat gula menjadi salah satu kebutuhan dasar. Gollata juga telah memenuhi persyaratan dan standar yang ditetapkan pemerintah pusat mulai SNI, BPOM hingga perolehan sertifikat halal.

Adapun proses pengolahan tebu menjadi gula pasir adalah melewati proses yang sangat panjang. Mulai dari pengolahan awal, dimana tebu akan dipilah untuk memenuhi syarat, minimal untuk dapat diolah, kemudian ada proses penggilingan, proses tebu menjadi gula, tujuannya adalah memeras air sari tebu, kemudian pemurniaan, yaitu pembersihan terlebih dahulu sehingga tidak ada kotoran tebu, lalu melewati proses penguapan, kristalisasi, dan terakhir adalah putaran.

Sehingga dalam semua tahapan proses yang telah dilewati yang diharapkan adalah kualitas dan kuantitas, baik di pasaran maupun sampai kepada tangan konsumen.

"Dan juga di pabrik gula ini dalam proses pengolahannya sangat diawasi ketat, guna menjaga kualitas dan mutu hingga sampai kepada tahap pengemasan. Dan juga PT Perkebunan ini melakukan berbagai kerja sama dengan beberapa intansi seperti Bank Mandiri dan beberapa instansi lembaga lainnya. Dan juga Gollata ini selalu menjaga kestabilan harga, menjamin kebutuhan pokok dan diharapkan dengan adanya Gollata ini dapat mengurangi gula impor," ujarnya.

Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mendorong target giling, lanjut Suhendri, yaitu memenuhi jumlah produksi dalam negeri yang setiap tahunnya hanya mampu menyerap 2-2,5 juta ton.

Untuk produksinya sendiri akan dijalankan oleh tiga Pabrik Gula (PG) milik PTPN XIV di antaranya PG Araseo dan PG Camming di Kabupaten Bone, dan PG Takalar di Kabupaten Takalar. Di dua daerah ini telah tersedia bahan baku tebu yang ditanam di sekitar wilayah pabrik, termasuk lahan warga.

"Langkah ini dapat memperkuat pasokan gula dalam negeri dan mengurangi impor dalam jangka panjang, meski belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi gula secara nasional sebanyak 6,5 juta ton per tahun," ungkap Suhendri.

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan stok gula selama masa pandemi, ia mengatakan PTPN XIV meluncurkan produk Gollata. Produk dengan berat kemasan satu kilogram ini dinilai bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Hingga saat ini, Gollata sudah dipasarkan dengan harga Rp.12.500/kg.

Laporan: Mukhlas Nur AdiPutra (UINAM)