Transaksi Pasar Modal Sulselbar Hampir Sentuh Rp40 Triliun

Kepala BEI Sulsel, Fahmin Amirullah - (foto by Rifki)

CELEBESMEDIA.ID, MakassarBursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sulawesi Selatan dan Barat optimistis transaksi pasar modal di wilayah tersebut bisa menembus Rp40 triliun pada akhir 2025. Optimisme ini muncul seiring meningkatnya minat masyarakat, terutama dari kalangan usia muda, untuk berinvestasi di pasar modal.

Hingga Oktober 2025, nilai transaksi pasar modal Sulselbar tercatat Rp36,48 triliun, dengan rata-rata Rp3,04 triliun per bulan. Kepala BEI Sulsel, Fahmin Amirullah, menyampaikan bahwa tren transaksi bulanan terus menunjukkan kenaikan.

“Potensi mencapai Rp40 triliun pada Desember sangat terbuka. Untuk menjaga momentum ini tentu ada beberapa langkah strategis yang akan kami lakukan, khususnya di 2026 nanti,” ujar Fahmin dalam kegiatan sosialisasi pasar modal di Nipah Park Makassar, Jumat (28/11).

Lonjakan transaksi ditopang oleh pertumbuhan jumlah investor. SID Pasar Modal Sulselbar meningkat dari 342.463 orang (2023) menjadi 431.922 (2024), lalu melesat menjadi 532.928 per Oktober 2025.

Komposisi usia menunjukkan dominasi generasi muda:

  • 18–30 tahun: 105.744 investor (60%)
  • 31–39 tahun: 43.088 investor (25%)
  • 40–100 tahun: 26.809 investor (15%)

Fahmin menyebut generasi muda menjadi kekuatan utama pasar modal wilayah tersebut.

“Kontribusi investor muda ini cukup besar sekali dan tentu akan meningkat, sehingga kami akan terus menambah jumlah dari investasi ke depannya,” tegasnya.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan, BEI Sulselbar menyiapkan program strategis yang menyasar generasi muda, salah satunya Duta Pasar Modal. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas investor sekaligus mencetak tenaga profesional pasar modal.

“Kita akan mengajak generasi muda ini untuk menjadi bagian Duta Pasar Modal,” jelas Fahmin.

Para peserta akan mendapatkan pelatihan khusus bekerja sama dengan Institut Digital Market Indonesia, anak perusahaan BEI.

“Tujuannya agar mereka bukan hanya menciptakan investor yang berkualitas, tetapi juga menjadi profesional di industri pasar modal,” jelasnya.

Fahmin menambahkan kebutuhan tenaga profesional pasar modal masih tinggi.

“Terus terang industri pasar modal ini bisa dibilang masih sangat kekurangan,” ujarnya.

Secara nasional, jumlah investor Indonesia telah mencapai 19,6 juta per November 2025, sementara Sulselbar menyumbang 532 ribu investor. Meski secara absolut masih kecil, pertumbuhannya dinilai paling agresif di kawasan timur Indonesia.

“Kalau secara kontribusi memang masih sangat kecil, tetapi pertumbuhannya sangat tinggi sekali,” kata Fahmin. Ia menambahkan bahwa pada 2010 jumlah investor Sulsel belum menyentuh 500 SID, dan hingga 2015 belum mencapai 1.000 investor.

Kini, Sulsel menjadi kontributor terbesar di wilayah kerja OJK Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Dengan nilai transaksi yang sudah mencapai Rp36,48 triliun hingga Oktober, BEI Sulselbar optimistis target Rp40 triliun pada akhir tahun dapat direalisasikan.

Fahmin menegaskan bahwa pihaknya akan memperkuat literasi keuangan, meningkatkan partisipasi investor muda, dan memperluas jumlah tenaga profesional pasar modal di kawasan Sulselbar.

Laporan: Rifki