Amerika Dihajar Inflasi 8,6%, Tertinggi dalam 40 Tahun

Ilustrasi - (pixabay)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kenaikan harga pangan dan energi yang terus berlanjut, membuat perekonomian Amerika Serikat kelabakan. 

Perekonomian AS dihajar inflasi sebesar 8,6 persen pada bulan Mei 2022 terhadap posisi harga-harha mei 2021, menurut Laporan Departemen Ketenagakerjaan. Tingkat inflasi tersebut, tertinggi dalam rentang waktu 40 tahun, ketika tingkat inflasi mencapai 8,3%.

Kenaikan inflasi membuat daya beli masyarakat semakin tertekan. Apalagi, harga energi dan makanan diperkirakan masih akan berlanjut akibat tekanan krisis energi dan pangan global.

Kenaikan inflasi tersebut yang disebabkan hatha energi san pangan, juga akan membuat biaya berbisnis sejumlah perunsagaan meningkat pula. Misalnya, grosir, restauran sampai penerbangan da  produsen pupuk.

Kenaikan biaya berbisnis akan dibebankan ke konsumen dengan cara menaikkan harga produk dan jasa. 

Para pengamat mengatakan, kondisi inflasi yang tinggi tersebut, bakal memaksa bank sentral AS atau yang disebut Federal Reserve (The Fed) mengambil langkah agresif menaikkan tingkat suku bunga agar menahan jebloknya daya beli masyarakat. 

Akan tetapi, jika langkah menaikkan suku bunga secara agresif, risikonya akan mengirim perekonomian AS ke arah resesi.

Selain itu, kenaikan suku bunga Fed akan membuat guncangan di negara lain, terutama dalam hal stabilitas nilai tukar. Dollar AS akan menguat karena pemilik modal akan menarik dananya atau melikuidasi asetnya untuk didollarkan.