Jaga Daya Beli Masyarakat Kunci Apindo Sulsel Hadapi Ancaman Resesi

Ketua Apindo Sulsel, Suhardi - (foto by Tribun Timur)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Pemerintah beberapa kali di setiap kesempatan mengingatkan masyarakat agar siap menghadapi tantangan ekonomi. Salah satunya ancaman resesi. 

Jika dijelaskan secara sederhana, resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel, Suhardi menjelaskan jika ancaman resesi di Indonesia masih lebih kecil dibandingkan negara lainnya. Meski demikian tentu para pelaku ekonomi harus tetap bersiap menghadapi resesi.

"Kalau negara luar resesi bisa jadi sangat besar karena inflasi yang cukup tinggi. Kalau Indonesia ancamannya jauh lebih kecil karena inflasi juga belum di atas angka 5 persen. Sementara suku bunga walaupun naik namun tetap bertahan tidak lebih dari 7 persen. Tetapi sesuai arahan Menteri Keuangan, kita tetap harus berhati-hati," jelasnya dalam Blak-blakan Seru Road to CEO Business Forum 2022, Kamis (29/9/2022). 

Ia kemudian menjabarkan kunci untuk menghadapi ancaman resesi. Salah satunya dengan menjaga daya beli masyarakat. 

"Ada 3 lingkar ekonomi yakni suku bunga, daya beli masyarakat dan inflasi. Jadi misalnya ketika pengusaha dihajar suku bunga yang tinggi, maka produksi juga pastinya akan tinggi lalu daya beli masyarakat turun. Karenanya pengusaha sendiri tetap akan mempertahankan daya beli masyarakat dengan melakukan efisiensi," jelasnya. 

Selain menjaga daya beli masyarakat, mengembangkan ekspor juga menjadi upaya untuk bersiap menghadapi resesi, kata Suhardi.

"Perlu ada pengembangan produk ekspor. Ini bisa menyelamatkan kita dari resesi. Saat ini perekonomian Indonesia masih terbilang stabil pasca pandemi itu disokong produk ekspor misalnya dari sektor tambang, pertanian, perikanan termasuk perikanan laut," lanjutnya. 

Jika ingin perekonomian kian stabil, tentu tidak sampai hanya pada pengembangan ekspor. Ibaratnya untuk menjaga kondisi ekonomi tidak hanya dengan menambah pemasukan saja tetapi juga mengurangi pengeluaran biaya.  

"Tidak cukup hanya dengan mengembangkan ekspor. Diupayakan juga meminimalisir impor," tutup Suhardi.