Perekonomian Sulsel Triwulan Ketiga 2019 Juga Diperkirakan Melemah

. Senin, 04 November 2019 17:38
Ekonom Universitas Hasanuddin, Dr Anas Anwar Makkatutu MA/ foto: handover

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan ketiga 2019 juga diperkirakan melemah, seperti halnya kondisi ekonomi nasional.

Perekonomian daerah yang diukur dengan indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kuartal atau triwulan ketiga, diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,8-7,2 persen dibanding periode yang sama tahun 2018 (yoy/lyear-on-year) oleh Bank Indonesia.

"Mencapai atau mempertahankan kinerja perekonomian (yang telah dicapai-Red) sudah bagus sekali," ujar ekonom Universitas Hasanuddin, Dr Anas Anwar Makkatutu MA, dalam perbincangan denga  CELEBESMEDIA.ID, Senin (4/11/2019) di Makassar.

Menurut Bank Indonesia, perkiraan pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan III 2019 pada kisaran 6,80 persen hingga 7,20 persen (yoy), didorong dari sisi investasi yang diperkirakan meningkat seiring kian membaiknya iklim investasi di Sulsel, terlihat dari pemilihan kepala daerah kondusif.

Ekspor barang juga diperkirakan meningkat seiring adanya pengalihan pengiriman dari triwulan kedua ke triwulan ketiga karena jumlah hari kerja yang terbatas pada triwulan II-2019.

Meski demikian data BI menunjukkan pertumbuhan PDRB triwulan II-2019 masih cukup tinggi sebesar 7,46 persen (yoy), melebihi kinerja peretumbuhan ekonomi nasional pada kisaran 5 persen.

Itu berarti kinerja perekonomian daerah berbasis pertanian dan pertambangan serta perdagangan ini secara persentase menurun di triwulan ketiga dibandingkan triwulan kedua tahun ini, yang dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Mempertahankan kondisi sekarang sudah lebih bagus karena kondisi internal, lebih-lebih situasi ekonomi global juga mengalami perlambatan," ujar Anas yang juga Direktur Program Doktoral Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas.

Ia menambahkan, andalan Sulsel itu dari sektor perdagangan dan ekspor. Sementara ekspor sangat ditentukan daya beli luar negeri.

"Kalau terjadi perlambatan ekonomi global, pasti berdampak pada ekspor kita. Sedangkan ketergantungan impor kita cukup besar, terutama impor bahan baku," ujarnya.