Jangan Panik! Lakukan Saran Dokter Berikut Ini Saat Anak Terpapar Virus Covid-19

Ilustrasi anak yang dirawat karena terpapar virus Corona - (foto by: pixabay)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Tak terasa virus Covid-19 sudah mewabah setahun lebih. Sejak awal kemunculannya di Wuhan, China pada akhir Desember 2019, virus corona pun terbukti tidak kenal belas kasih dalam mengincar korbannya. 

Anak yang terinfeksi virus corona tentu bisa membuat hati orang tua hancur. Apalagi kalau si kecil merupakan anak tunggal di keluarga.

Pasalnya, virus tersebut pasti akan membuat yang dekat terasa jauh lantaran harus menjaga jarak agar terhindar dari risiko penularan.

Kepada CELEBES MEDIA.ID, dr. Akima Ramadhany Tahir, Sp.A, dokter spesialis anak yang kesehariannya bertugas di RS Grestelina Makassar menjelaskan anak juga memiliki peluang yang cukup besar terpapar virus Covid-19

"Pada anak peluang untuk terjangkit virus covid 19 sangat besar, karena anak menjadi sumber penularan dan tertular dari dan ke orang dewasa. Misalnya penularan dari keluarga atau saat berada di kendaraan umum maupun saat pembelajaran tatap muka," jelas dr Akima.

Meski terpapar virus Corona namun anak juga memiliki imun yang menangkalnya. dr Akima mengungkapkan cara kerja imun anak dalam menangkal virus. 

"Pada saat virus Covid -19 masuk kedalam tubuh sebenarnya antibodi tidak langsung bekerja, karena tubuh memiliki imunitas alamiah  berperan dalam membunuh antigen dari virus Covid-19, namun karena replikasi virus ini dan paparan virus yang tinggi disebut "viral load", maka antibodi ini pada akhirnya akan keluar untuk meresponnya dan mengeluarkan anti inflamasi agar bisa melawan badaii inflamasi yang diakibatkan oleh virus ini," terangnya. 

Hal inilah yang akan masuk menentukan derajat covid-19. Jika sistem imun masih menang melawan infeksi maka anak bahkan tidak bergejala, atau bergejala ringan, 

Namun jika sistem imun tidak sanggup melawan infeksi, maka anak akan mengalami gejala berat dgn beberapa infeksi organ yang dikenal sebagai MISS - C (Multi Inflamatory Sistemic Syndrome- Covid.

Lebih jauh dokter yang juga berfungsi bertugas di RSIA Masyita ini mengungkapkan jika gejala pada anak yang terpapar Covid-19 umumnya sama dengan orang dewasa, seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, muntah, diare, lemas, sesak napas. Karenanya langkah penanganan yang harus juga sama tergantung dari gejala yang nampak apakah masuk kategori ringan atau berat. 

1. OTG dan gejala ringan : (isolasi dirumah)

Yang perlu dilakukan 

- bayi dan batita perlu pendampingan

- anak yg lebih besar dapat diajarkan untuk mandiri

- berjemur dipagi hari

- makan yang bergizi

- istirahat yang cukup

- minum multivitamin

- pantau nadi, napas dan saturasi oksigen minimal pagi dan sore

2. Gejala sedang, berat : (isolasi di rumah sakit)

Yang perlu dilakukan 

- bayi dan batita perlu pendampingan

- anak yg lebih besar dapat diajarkan untuk mandiri

- minum obat-obat dari dokter 

- makan yang bergizi

- istirahat yang cukup

- pantau nadi, napas dan saturasi oksigen minimal  tiap 3 jam

- keluarga mengawasi tanda perburukan dan hipoksia spo2 dibawah 《 90% dan ada tanda2 ancaman gagal napas.

Saat ini memang sudah ada vaksin untuk anak usia 12 tahun ke atas yang dapat membantu menjaga imunitas anak, namun untuk anak usia di bawah 12 tahun dr. Akima mengungkapkan masih dalam penelitian. 

"Tidak ada vaksin khusus untuk anak usia di bawah 12 tahun, jika vaksin Covid-19 telah selesai uji klinis dan memenuhi syarat maka suatu saat akan diberikan vaksin covid-19 ini," uangkapnya. 

Sementara, dijelaskan oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi, Psikolog., selain menjadi imunitas anak, orang tua juga harus pandai menjaga kesehatan mental anak. Berikut kiat-kiatnya:

1. Tetap Jaga Komunikasi dengan Anak

Meski terpisah ruangan dari anak dan tidak bisa bertatap muka secara langsung, komunikasi via video call atau voice call tetap perlu dilakukan.

Hal ini guna memastikan anak tidak merasa sendiri; dan membuat rasa cemas orang tua jadi berkurang.

2. Terapkan Gaya Hidup Sehat

Orang tua diminta untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, dan olahraga di dalam rumah. Hal ini bertujuan untuk mengelola stres, dan buat pikiran jadi lebih relaks.

3. Lakukan Kegiatan yang Positif

Lakukan hal yang menyenangkan, seperti menonton televisi, memasak makanan sehat untuk anak yang sedang diisolasi mandiri, membacakan anak cerita dari luar ruangan, atau sekadar menyiapkan kado untuk diberikan saat si kecil sudah sembuh.