3 Fakta Menarik Dibalik Hari Kebangkitan Nasional

CELEBESMEDIA.ID, Makassar- Setiap tanggal 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Meski sudah menjadi hari bersejarah dari tahun ke tahun, tetapi sebagian orang yang belum paham tentang kejadian bersejarah tersebut.
Berikut ini 3 fakta menarik tentang Hari Kebangkitan Nasional yang dilansir dari Kelas Pintar
1. Hari Kebangkitan Nasional dirayakan pertama kali pada tahun 1948
Peringatan pertama ini dilakukan di Yogyakarta, di era Presiden Soekarno. Saat itu, sang Presiden menunjuk Ki Hajar Dewantara sebagai ketua panitianya.
Melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang pertama, Soekarno ingin merangkul semua pihak yang saat itu terpecah oleh partai politik, untuk bersama-sama melawan Belanda.
2. Peringatan Harkitnas besar-besaran berlangsung pada tahun 1958
Setelah peringatan pertama dilakukan pada tahun 1948, peringatan Harkitnas secara besar-besaran kembali dilakukan 10 tahun kemudian, tepatnya 20 Mei 1958.
Dalam peringatan ini, Bung Karno menyampaikan pidato berbunyi: “Kenapa kita tanggal 20 Mei 1958 ini mengadakan peringatan hari Kebangkitan Nasional setjara hebat? …. Memang benar, Budi Utomo adalah satu serikat jang ketjil. Tudjuannja pun belum djelas sebagai tudjuan kita sekarang ini. Tetapi Saudara-saudara, marilah kita tindjau terbangunnja Budi Utomo itu dari sudut jang lain…. Benar 20 Mei 1908 sekedar satu “kriwikan” kata orang Djawa-dan belum “grodjogan”. Jang kita peringati ialah bahwa 20 Mei 1908 itu berisi kemenangan satu azas, kemenangan satu beginsel. Tidak ada satu bangsa jang tjukup baik untuk memerintah bangsa lain. No nation is good enough to govern another nation.”
3. Orang pertama yang setuju Hari Kebangkitan Nasional jatuh pada tanggal 20 Mei
Ada setidaknya lima tokoh, yang kala itu secara terang-terangan menyatakan bahwa 20 Mei adalah Hari Kebangkitan Nasional. Salah satu yang paling menonjol adalah Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara yang saat itu sedang menjalani masa pembuangan di Belanda.
Ia menulis artikel di Nederlandsch-Indie Oud & Nieuw terbitan tahun ketiga, 1918-1919. Di awal artikelnya, Ki Hajar Dewantara menulis: “Tanpa ragu kini saya berani menyatakan bahwa tanggal 20 Mei adalah Hari Indisch-nationaal (Indisch-nationale dag).”