Sosok Ali Bin Abi Thalib, Khulafaur Rasyidin Terakhir

Ilustrasi - (foto by pixabay)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Khulafaur rasyidin adalah kekhalifahan rasyidin. Setelah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam wafat, tampuk kepemimipinan umat Islam kemudian dipercayakan kepada khulafaur rasyidin.

Khulafaur rasyidin berdiri setelah Nabi Muhammad wafat pada tahun 632 Masehi atau tahun 11 H. Ada empat sahabat Rasulullah yang memimpin di masa Khulafaur rasyidin, yakni Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan yang terakhir Ali bin Abi Thalib.

Perawakan dan Sifat Teladan Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib merupakan satu dari sepuluh sahabat yang mendapat jaminan masuk surga dari Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Ia jugamerupakan sepupu sekaligus menantu Rashulullah.

Dalam laman rumasyho, Ali digambarkan memiliki kulit berwarna sawo matang, bola mata beliau besar, dan berwarna kemerah-merahan. Dada dan kedua pundak beliau padat dan putih, beliau memiliki bulu dada dan bahu yang lebat, berwajah tampan, dan memiliki gigi yang bagus, ringan langkah saat berjalan.

Ali masuk dalam kalangan orang pertama masuk Islam. Jika Khadijah adalah wanita yang pertama kali masuk Islam dan Zaid bin Haritsah adalah budak (mawla) yang pertama kali masuk Islam. Ali bin Abi Thalib adalah anak – anak pertama yang memeluk agama Islam.

Ada yang mengatakan Ali bin Abi Thalib masuk islam di usia 7 tahun. Namun ada pula yang mengatakan ia memeluk agama Islam saat berusia 8 tahun. Ada pula yang mengatakan saat usia 10 tahun.  Ada beberapa sifat teladan dari Ali bin Abi Thalib, diantaranya:

1. Jujur dan amanah

Dikisahkan Ali bin Abi Thalib memiliki perawakan jujur dan amanah.  Mengutip laman muslim.or.id, ketika Nabi shallallahu’alaihiwasallam hijrah ke Madinah, beliau meminta Ali untuk mengembalikan barang-barang titipan kaum Quraisy. Ali pun menjalankan pesan Rasulullah tersebut dengan baik, sesuai yang perintah Rasulullah.

2. Gigih

Ali juga dikenal sebagai sosok yang gigih. Diceriakan tekad kuat Ali bin Abi Thalib dalam perang Khaibar. Ia tetap ikut dalam barisan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menuju Khaibar. Padahal saat itu mata beliau sedang sakit parah.

3. Sederhana

Ia juga dikenal sebagai sosok pemimpin sederhana dan merakyat. Kekuasaan yang dipegangnya tidak menghalanginya untuk berbaur dengan masyarakat. Pernah suatu ketika ia memasuki sebuah pasar, dengan mengenakan pakaian setengah betis sembari menyampirkan selendang. Beliau mengingatkan para pedagang supaya bertakwa kepada Allah dan jujur dalam bertransaksi.

 Ali bin Abi Thalib, Khulafaur Rasyidin Terakhir

Ali bin Abi Thalib merupakan khulafaur rasyidin yang terakhir yang diberi gelar khusus Karamallahu Wajhahu, yang artinya semoga Allah memuliakannya.

Dalam catatan sejarah Islam masa kekuasaan Ali merupakan periode tersulit yakni di tahun 35-40 Hjriah atau 656-661 Masehi.

Saat itu  karena terjadi perang saudara pertama pertama kalinya di dalam tubuh umat Muslim yang disebabkan oleh terbunuhnya khalifah ketiga, Utsman bin Affan.

Di masa Khulafaur Rasyidin, Ali begitu berjasa dalam membenahi keuangan negara (baitul maal), memajukan bidang ilmu bahasa, pembangunan, dan meredam pemberontakan di kalangan umat Islam.