Jangan Campur Kopi dengan Ini, Bisa Rusak Kesehatan

CELEBESMEDIA.ID, Makassar — Kopi menjadi minuman favorit banyak orang di seluruh dunia. Namun, tidak semua bahan tambahan yang sering dicampurkan ke dalam kopi baik untuk kesehatan. Beberapa di antaranya justru dapat menurunkan kualitas gizi kopi dan memberikan dampak negatif bagi tubuh.
Berikut adalah enam bahan yang sebaiknya tidak ditambahkan ke dalam kopi, menurut laporan dari Eat This dan Huffpost:
1. Pemanis Buatan
Meski sering dianggap sebagai alternatif rendah kalori, pemanis buatan belum terbukti aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang. Konsumsi rutin pemanis buatan dalam kopi bisa meningkatkan keinginan makan makanan manis lainnya yang biasanya tinggi kalori dan rendah nutrisi.
2. Krimer
Krimer, baik dalam bentuk cair maupun bubuk, sering kali mengandung kadar gula yang tinggi. Dalam satu sendok teh krimer bisa terdapat hingga 5 gram gula. Tak hanya itu, krimer bubuk umumnya juga mengandung lemak trans, perisa buatan, dan pemanis sintetis yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan jantung.
3. Sirop Rasa
Tambahan rasa seperti vanila atau karamel memang membuat rasa kopi lebih menarik. Namun, penggunaan sirop rasa secara berlebihan dapat menambah asupan gula harian secara signifikan. Gula berlebih diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2 dan obesitas.
4. Gula Pasir
Meskipun gula tebu alami dianggap lebih "aman", menambahkan terlalu banyak gula ke dalam kopi tetap berisiko meningkatkan asupan kalori. Konsumsi gula berlebihan setiap hari bisa memperburuk kontrol gula darah dan memicu peradangan dalam tubuh.
5. Susu Kental Manis
Susu kental manis adalah bahan yang paling banyak mengandung gula di antara pelengkap kopi lainnya. Hanya dua sendok makan susu kental manis bisa mengandung hingga 22 gram gula dan 130 kalori, menjadikannya tambahan yang kurang ideal bagi siapa pun yang menjaga asupan kalori dan gula.
6. Whipped Cream
Krim kocok atau whipped cream memang mempercantik tampilan kopi, terutama minuman bergaya cafe. Tapi, kandungan lemak jenuh dan gulanya cukup tinggi. Jika dikonsumsi secara rutin, bisa meningkatkan kadar gula darah dan risiko peradangan dalam tubuh.