Lengkap! Tata Cara Salat Gerhana Sesuai Tuntunan Rasul

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Fenomena alam berupa gerhana bulan maupun matahari merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu Wata'ala.
Dalam Islam, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan salat gerhana ketika fenomena ini terjadi. Salat gerhana merupakan bentuk ketaatan sekaligus pengingat akan kebesaran Allah. Lantas, bagaimana tata cara salat gerhana yang benar menurut sunnah?
Dasar Hukum Salat Gerhana
Salat gerhana, baik salat kusuf (gerhana matahari) maupun salat khusuf (gerhana bulan), disyariatkan berdasarkan hadis shahih dari Nabi Muhammad SAW. Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim, dari Aisyah RA, disebutkan:
“Terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW. Beliau lalu keluar ke masjid, berdiri dan salat bersama para sahabat. Beliau memanjangkan qiyam (berdiri), rukuk, dan sujud.” (HR. Al-Bukhari No. 1044 dan Muslim No. 901)
Hadis ini menjadi dalil utama pensyariatan salat gerhana sebagai bentuk ibadah saat terjadi fenomena tersebut.
Waktu Pelaksanaan Salat Gerhana
Salat gerhana dilaksanakan selama gerhana masih berlangsung. Apabila gerhana telah berakhir, maka waktunya pun habis. Salat ini tidak dikaitkan dengan waktu salat wajib tertentu, tetapi hanya berlaku selama fenomena gerhana terjadi.
Tata Cara Salat Gerhana
Berikut adalah tata cara pelaksanaan salat gerhana berdasarkan sunnah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam
1. Niat
Salat gerhana diawali dengan niat di dalam hati, misalnya:
“Saya niat salat gerhana matahari dua rakaat karena Allah Suhbahanhu Wata'ala.”
Tidak perlu dilafalkan dengan lisan, karena tempatnya adalah di hati.
2. Jumlah Rakaat
Salat gerhana terdiri dari dua rakaat, namun setiap rakaat terdiri dari dua kali rukuk dan dua kali sujud. Ini yang membedakan dari salat biasa.
3. Langkah-Langkah Tiap Rakaat
Rakaat Pertama:
- Takbiratul ihram
- Membaca Al-Fatihah dan surat panjang
- Rukuk pertama (lama)
- I’tidal
- Membaca Al-Fatihah lagi dan surat yang lebih pendek dari sebelumnya)
- Rukuk kedua (lebih singkat dari yang pertama)
- I’tidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
Rakaat Kedua:
- Bangkit dari sujud dan berdiri
- Membaca Al-Fatihah dan surat panjang
- Rukuk pertama (lama)
- I’tidal
- Membaca Al-Fatihah lagi dan surat
- Rukuk kedua
- I’tidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Tasyahud akhir dan salam
4. Khutbah Setelah Salat
Setelah salat, disunnahkan untuk menyampaikan khutbah nasihat dan peringatan kepada jamaah, sebagaimana dalam hadis:
“Nabi Shalallahu alaihi wasallam selesai salat, lalu berdiri dan berkhutbah kepada manusia...” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Isi khutbah dapat berupa ajakan untuk memperbanyak zikir, doa, sedekah, dan istighfar.
Hal-Hal yang Dianjurkan Saat Gerhana
- Memperbanyak zikir, doa, dan istighfar
- Menyeru manusia untuk bertaubat
- Bersedekah
- Tidak panik atau mengaitkan gerhana dengan mitos