JEJAK ULAMA (3): KH Makka Deng Mattayang (Puang Makka)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – KH Makka, populer disapa Puang Makka Deng Mattayang, seperti sebuah lentera yang muncul di Kerajaan Gowa, di tengah kevakuman ulama sepeninggal Syekh Yusuf.
Peneliti Utama Balitbang Kemenag Makassar, Prof. Kadir Ahmad, menjelaskan, ada mitos di Gowa kala itu bahwa tidak akan ada lagi ulama sepeninggal Syekh Yusuf. Diceritakan, mitos itu muncul karena Syekh Yusuf sangat kecewa akan banyaknya pelanggaran agama oleh masyarakat Gowa. Kemunculan Puang Makka mematahkan mitos itu.
“Menurut mitos, setelah Syekh Yusuf, tidak akan nada lagi ulama di Gowa. Mitos ini terbantahkan. Ternyata ada ulama yaitu Puang Makka di akhri abad ke-19,” ungkap Kadir Ahmad.
Kerajaan Gowa kemudian memberi peran besar kepada Puang Makka. Cucu Puang Makka, Ansar Dahlan, mengatakan, masjid megah Jami Al-Istiqamah Sungguminasa merupakan peninggalan Puang Makka. Awalnya Puang Makka membangun surau tersebut tahun 1924 dan dijadikan sebagai tempat untuk menggelar pengajian-pengajian halaqah.
Menurut Ansar Dahlan, sewaktu dipanggil pihak Kerajaan Gowa untuk pindah dari Katangka ke Sungguminasa, Puang Makka memberi syarat. Puang Makka meminta lahan untuk membangun surau. Akhirnya, ungkap Ansar, seorang tokoh masyarakat, Deng Nya’la, bersedia mewakafkan tanahnya untuk lokasi pembangunan surau yang kini menjadi Masjid Jami Al-Istiqamah.
Selain masjid, Puang Makka juga meninggalkan warisan berupa Kitab Al-Hukmus Syariah. Kitab dengan 12 jilid tersebut berisi tentang hukum-hukum syariat agama. Kitab Al-Hukmus Syariah diterbitkan penerbit Belanda antara tahun 1928 hingga tahun 1929.
Selengkapnya kisah tentang KH.Makka, akrab disapa Puang Makka, dapat pembaca saksikan dalam Program Jejak Ulama Sulsel, yang ditayangkan Celebes TV, Rabu (8/5/2019) pukul 17.00 wita. Siaran streaming Celebes TV dapat diaksses melalui celebesmedia.id, yang aplikasinya dapat diunduh melalui Play Store maupun Apps Store. (*)
Penulis : Muannas