KOLOM ANDI SURUJI - Kuliah Nurdin Abdullah dan Petuah Adam Smith

. Selasa, 30 Oktober 2018 14:01
Nurdin Abdullah

KOLOM ANDI SURUJI - Gubernur Sulawesi Selatan Prof Nurdin Abdullah, ketika memberi kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa, dosen, dan pimpinan Universitas Bosowa, menggambarkan kondisi Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan, dan upaya mengatasinya. 

 

Dalam kuliah bertajuk Percepatan Pembangunan Ekonomi Sulawesi Selatan, Selasa 30 Oktober 2018 pagi itu, ia menegaskan pandangannya bahwa orang Indonesia sebenarnya tidak layak miskin. Potensi sumber daya alam besar, tetapi belum terkelola secara optimal untuk kesejahteraan bangsa. Begitu pula di Sulawesi Selatan.

 

Saya setuju dengan pandangan profesor di bidang pertanian, guru besar Universitas Hasanuddin dan mantan Bupati Bantaeng dua periode itu. Kalau begitu, kesimpulan sementara, pemerintah belum sepenuhnya melaksanakan kewajiban pemerintahan dan tanggung jawab publiknya.

 

Itu berarti kita bicara tentang petuah Adam Smith. Dalam bukunya, Clintonomic$, Jack Godwin mengingatkan petuah Adam Smith (1723-1790), filsuf Skotlandia dan penulis Wealth of Nation yang terkenal itu. Mengutip Smith, Godwin menulis tiga tugas dasar pemerintahan adalah pertahanan, keadilan, dan pekerjaan umum.

 

Hal itu, menurut Godwin, berarti pemerintah harus melindungi masyarakat dari kekerasan dan serbuan asing; memelihara suatu sistem hukum dan tatanan publik untuk melindungi setiap anggota masyarakat dari anggota masyarakat lainnya; dan membangun infrastruktur publik untuk mempermudah perdagangan, pendidikan, dan layanan lainnya yang bermanfaat tetapi belum tentu mendatangkan keuntungan.

 

Dalam asumsi umum, pertahanan memang di wilayah tentara dan polisi, sedangkan keadilan di area penegak hukum atau yudikatif. Akan tetapi pemerintah (eksekutif) harus berada di tiga zona sekaligus, sesuai pesan Adam Smith tersebut.

 

Pertahanan dan keadilan bukan saja berarti penegakan hukum di wilayah hukum, ketika masyarakat beracara pidana dan perdata. Akan tetapi, keadilan dan rasa adil harus selalu hadir sejak perencanaan pembangunan hingga eksekusinya oleh eksekutif. Salah satu senjata pemerintah yang sangat powerful dalam menegakkan keadilan dan memberi rasa adil rakyat ialah instrumen fiskal.  Itu harus dimulai dari kebijakan fiskal disusul implementasi yang benar-benar berpihak pada kepentingan yang sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat.

 

Dalam hal ini, Nurdin Abdullah menegaskan visinya pada level implementasi yang pragmatis. "Saya mengajak seluruh kepala daerah, ayo kita utamakan belanja modal ketimbang belanja rutin kita. Misalnya kita kurangi anggaran perjalanan dinas, alat tulis kantor dan sebagainya," katanya.

 

Belanja modal berarti investasi, pekerjaan umum yang berarti infrastruktur. Tetapi harus diingat bahwa infrastruktur itu bukan saja urusan jembatan dan jalan, tetapi mencakup sarana dan prasarana pertanian, pendidikan dan kesehatan. Elemen ketiga dari pesan Adam Smith.

 

Kurangilah belanja barang, belanja rutin. Kurangi biaya perjalanan dinas, kurangi rapat-rapat di luar kantor yang tidak perlu, kurangi pembentukan tim-tim yang biasa dibentuk hanya untuk mengerjakan pekerjaan rutinitas (job desc) namun menambah biaya karena harus dihonor.

 

Menurut Nurdin, di Sulawesi Selatan saat ini, terdapat 500 kilometer jalan rusak yang merupakan tanggung jawab pemerintah provinsi. "Dalam tiga tahun, saya janji akan kita tuntaskan. Bicara pertumbuhan dan percepatan pembangunan ekonomi tanpa jalan dan akses itu nonsen," katanya.

 

Ia pun mengungkapkan, banyak desa dan kecamatan di wilayah ini yang memiliki potensi besar dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat. Akan tetapi tidak terjadi karena ketiadaan akses. "Menuju desa itu harus naik ojek tiga hari tiga malam, nginap di hutan. Ongkos ojeknya termahal di dunia," ujar Nurdin prihatin.

 

Baiklah, Prof. Semoga Adam Smith di alam sana tidak menangis mendengar kisah anak negeri kita yang kaya raya potensi alam ini, namun masih banyak yang terbelenggu kemiskinan dan pemiskinan.


Seperti cuplikan angngarru menyambut tamu: Pada dirimulah rakyat ikut dan menggantukan harapan. Karena engkau (pemimpin) jarumnya, kamilah (rakyat) benangnya.

 

(Andi Suruji, Pemimpin Redaksi CELEBESMEDIA.ID)

Tags :