JEJAK ULAMA (10) : KH Sayyid Djamaluddin Assegaf Puang Ramma

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - KH Sayyid Djamaluddin Assegaf sempat memilih jalur politik praktis sebagai wadah untuk memperjuangkan umat.
Puang Ramma, begitu sapaannya, terpilih menjadi anggota Dewan Konstituante mewakili Nahdatul Ulama (NU) pada Pemilu 1955.
Namun, ketika NU menyatakan sikap tidak berpolitik praktis, Puang Ramma juga menyatakan keluar dari politik praktis. Puang Ramma memang termasuk pendiri NU Sulawesi Selatan, bersama KH Muh Ramli dan KH Saefuddin.
“Beliau katakan bahwa saya mesti keluar juga dari politik praktis karena saya ini pendiri NU. Beliau tidak lagi berpolitik sampai wafat,” kata anak Puang Ramma, Syekh Sayyid A Rahim Assegaf Puang Makka.
Setelah tidak lagi berpolitik praktis, Puang Ramma fokus mendalami ilmu tasawuf dan ilmu fiqih. Selain rutin menggelar pengajian-pengajian, Puang Ramma juga menjalankan amanah yang diberikan Menteri Agama KH Saifuddin sebagai hakim agama pada Pengadilan Agama Mahkamah Syar’iyah Kabupaten Gowa.
Puang Ramma adalah Mursyid ke-12 Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary. Dia langsung mendapatkan ijazah sebagai mursyid dari gurunya, Syekh Abdul Malik Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary. Kemursyi dan Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary saat ini dilanjutkan putranya, Syekh Sayyid A Rahim Assegaf Puang Makka.
Puang Makka lahir 12 Juni 1919. Sejak masih berusia 7 tahun, Puang Ramma dibawa oleh kakeknya belajar mengaji ke Syekh Abdurrahim Puange Walli di Pulau Salemo. Puang Makka wafat pada 8 September 2006 dan dimakamkan di pekuburan keluarganya di Maros.
Selengkapnya kisah tentang KH Sayyid Djamaluddin Assegaf Puang Makka dapat pembaca tonton dalam Program Jejak Ulama Sulsel, yang disiarkan Celebes TV, Rabu (15/5/2019) pukul 17.00 wita.
Siaran streaming Celebes TV dapat diakses melalui Celebesmedia.id, yang aplikasinya dapat diunduh melalui Play Store maupun Apps Store. (*)