Tak Sanggup Lunasi Seragam di SMPN 40 Makassar, Rini Dapat Bantuan dari Warga

Tak Sanggup Lunasi Seragam di SMPN 40 Makassar, Rini Dapat Bantuan dari Warga - (foto by Ariani)

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Siswi SMP Negeri 40 Makassar, Rini Ayu Lestari (15) akhirnya dapat bersekolah lagi, setelah sempat sebulan lebih tak masuk sekolah karena malu ditegur guru lantaran tak mengenakan seragam batik sekolah.

Berita terkait putri dari pasangan Daeng Ti’no dan Muchlis ini yang sempat putus sekolah pun viral. Banyak warga bahkan Organisasi Masyarakat (Ormas) yang datang memberikan bantuan kepada Rini, baik dari seragam sekolah hingga uang tunai untuk keperluannya.

“Alhamdulillah Rini sudah kembali sekolah hari ini, karena berita tersebar soal Rini putus sekolah, banyak juga yang kasih bantuan, saya tidak tau dari mana saja, ada yang kasih baju batik sampai uang jutaan rupiah,” kata Dg Ti’no ditemui CELEBESMEDIA.ID, Senin (28/10/2019).

Menurut Dg Ti’no, warga yang memberikan bantuan tidak hanya dari Makassar tapi juga dari Kabupaten Gowa, Sulsel. Disebutnya, ada yang memberi uang sebesar Rp 1,1 juta berasal dari Walikota Makassar.

“Jadi tadi pagi waktu saya menghadap ke sekolah Rini, ada ibu-ibu yang beri amplop, katanya dari Walikota Makassar, saya buka karena kebetulan mau bayar uang seragam Rini tapi pihak sekolah suruh simpan saja uangnya,” jelasnya.

Hasil pantauan CELEBESMEDIA.ID, beberapa anggota fraksi partai Nasional Demokrat (NasDem) pun datang ke kediaman Rini di Jl Taman Gosyen II, Makassar. Tampak mereka memberikan bantuan berupa uang tunai atas prakarsa Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) NasDem Sulsel, Syaharuddin Alrif.

Perlu diketahui, Dg Ti’no hanya bekerja sebagai tukang cuci pakaian di perumahan Taman Gosyen Makassar. Sedangkan Muchlis bekerja sebagai buruh harian. Mereka bahkan berpenghasilan kurang dari Rp 1 juta untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

“Ya kami berterima kasih sekali kepada orang-orang yang membantu kami, semoga dana yang diberikan bisa bantu Rini semangat sekolah lagi dan bantu biaya keperluan lainnya. Kami tidak mauji Rini berhenti sekolah, kalau bukan karena disuruh pulang karena tidak pakai baju batik, kami juga tidak bisa apa-apa,” pungkas Dg Ti’no.