Israel Langgar Gencatan Senjata, 11 Warga Palestina Tewas
11 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di tengah gencatan senjata - (foto by Anadolu)
CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Di tengah kesepakatan gencatan senjata yang seharusnya membawa harapan, serangan udara terbaru Israel justru memupuskan nyawa satu keluarga Palestina. Kantor Berita Antara pada Sabtu (18/10) melaporkan sebuah kendaraan sipil yang melintas di wilayah Al-Zeitoun, dekat Gaza dihantam rudal pada Jumat malam, menewaskan 11 anggota keluarga Shaaban, termasuk tujuh anak-anak dan dua wanita.
Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil Palestina, menyatakan bahwa kendaraan tersebut dihantam tanpa adanya peringatan apa pun.
“Padahal, masih memungkinkan untuk memperingatkan atau menangani mereka dengan cara-cara yang tidak akan menyebabkan kematian,” ujar Basal dengan nada getir.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tindakan militer tersebut mencerminkan sikap brutal yang terus dipertahankan oleh pasukan Israel terhadap warga sipil.
“Apa yang terjadi kali ini benar-benar memastikan bahwa pasukan penjajah masih haus darah dan bertekad melanjutkan kejahatan mereka terhadap warga sipil yang tak bersalah,” imbuhnya.
Serangan terjadi tepat di area yang dikenal sebagai "garis kuning", yakni batas tidak resmi yang memisahkan zona pendudukan militer Israel dari wilayah yang seharusnya aman bagi warga sipil setelah kesepakatan gencatan senjata.
Gencatan senjata yang dimulai pada 10 Oktober lalu merupakan hasil mediasi berbagai pihak internasional, dengan ketentuan bahwa pasukan Israel akan menarik diri secara bertahap ke belakang garis tersebut. Namun, insiden ini menunjukkan bahwa implementasi kesepakatan tersebut masih jauh dari harapan.
Sejak agresi dimulai pada 7 Oktober 2023, lebih dari 68.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa di Jalur Gaza. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak. Selain korban jiwa, serangan tersebut juga menyebabkan kehancuran infrastruktur, membuat wilayah Gaza nyaris tidak layak huni.
Serangan terbaru ini kembali membuka luka dan menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen Israel terhadap gencatan senjata dan perlindungan warga sipil.
Sumber: Anadolu
