PBB Desak Israel Buka Akses Bantuan Gaza Sebelum Musim Dingin
Ilustrasi bantuan kemanusiaan yang terhmbat masuk ke Gaza - (foto by Anadolu)
CELEBESMEDIA.ID, Makassar — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Israel untuk segera membuka akses yang lebih luas bagi masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Seruan ini disampaikan menyusul meningkatnya kebutuhan tempat tinggal dan perlengkapan dasar menjelang datangnya musim dingin.
Juru Bicara PBB Farhan Haq mengatakan, kondisi di Gaza kini berada pada titik yang sangat mengkhawatirkan. Ribuan keluarga masih berpindah mencari tempat aman setelah sebagian wilayah baru bisa dijangkau sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober 2025.
“Antara 17 dan 19 Oktober, sebanyak 303 truk PBB dan mitra kemanusiaan membawa 6.455 palet bantuan telah diturunkan di perlintasan Kerem Shalom/Karem Abu Salem dan Kissufim,” ujar Haq, mengutip laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Menurut Haq, bantuan yang sudah masuk sebagian besar terdiri dari makanan, air bersih, serta perlengkapan sanitasi dan kebersihan. Namun kebutuhan terbesar saat ini adalah material tempat tinggal seperti tenda, selimut, dan peralatan darurat untuk menghadapi musim dingin.
“Pada hari Minggu, tim kemanusiaan kami menyalurkan 300 tenda bagi keluarga rentan di Khan Younis, serta 14.700 selimut kepada para pengungsi di 16 titik penampungan di wilayah Al Mawasi,” katanya.
“Namun, volume bantuan ini masih jauh dari cukup. Kami memerlukan izin untuk membawa bahan tempat tinggal dalam jumlah yang jauh lebih besar sebelum cuaca semakin dingin.”
Haq menambahkan, hingga kini hanya sebagian kecil organisasi kemanusiaan yang mendapat izin dari otoritas Israel untuk mengirimkan bantuan langsung ke Gaza. Padahal, sejak gencatan senjata diberlakukan, PBB telah berhasil mengumpulkan lebih dari 10.600 ton pasokan penting di titik penyeberangan.
Sebelumnya, PBB juga memperingatkan bahwa distribusi bantuan di Gaza semakin sulit karena penutupan berkelanjutan di perbatasan Zikim dan Erez, dua jalur utama menuju wilayah utara.
“Penutupan berkelanjutan di perbatasan Zikim dan Erez yang menjadi jalur utama ke wilayah utara membuat pekerja kemanusiaan kesulitan menjangkau warga dengan dukungan vital sesuai skala yang dibutuhkan,” ungkap Haq, dikutip dari Antara, Kamis (23/10)
Dari 10 misi kemanusiaan yang dikoordinasikan pada 20 Oktober, enam berhasil dilaksanakan, termasuk pengiriman tangki air, perlengkapan kebersihan, dan bahan bakar dari perbatasan.
“Hari ini kami berhasil membawa beberapa truk tangki bahan bakar dan ratusan palet popok bayi,” tambah Haq.
Truk bantuan PBB mengangkut hampir 1.500 ton pasokan, sebagian besar berupa makanan, sementara sisanya terdiri atas bahan tempat tinggal, pakan ternak, pasokan kesehatan, air, dan perlengkapan sanitasi.
Haq juga menyoroti kondisi di Tepi Barat, yang menurutnya memburuk selama masa panen 2025. Ratusan warga Palestina dilaporkan diserang oleh pemukim bersenjata Israel.
“Sepanjang paruh pertama tahun 2025, tercatat 757 serangan pemukim, meningkat 13 persen dibandingkan tahun lalu,” ujarnya, mengutip laporan Anadolu.
Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 68.200 warga Palestina tewas dan 170.000 lainnya terluka di Gaza. Sementara di Tepi Barat, sedikitnya 1.056 orang dilaporkan tewas akibat kekerasan yang terus meningkat.
Sumber: Anadolu - Antara
