21 Negara Desak Perlindungan Jurnalis di Gaza

CELEBESMEDIA.ID, Makassar — Kanada bersama 20 negara lainnya mengeluarkan pernyataan bersama yang mendesak perlindungan terhadap jurnalis yang bekerja di Jalur Gaza serta meminta Israel memberikan akses bagi media asing ke wilayah konflik tersebut.
Kantor Berita Nasional Antara, pada Minggu (28/9) melaporkan pernyataan tersebut dirilis oleh Global Affairs Canada dan didukung oleh sejumlah negara dari berbagai benua, termasuk Australia, Belgia, Chili, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Islandia, Irlandia, Liechtenstein, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Qatar, Slovenia, Swedia, Swiss, serta Inggris.
“Pada 24 September, di tengah Pekan Tingkat Tinggi Majelis Umum PBB, Prancis bersama Reporters Without Borders menyelenggarakan acara khusus untuk situasi jurnalis di Gaza. Di akhir acara ini, pernyataan ini didukung oleh 21 negara,” bunyi kutipan dari pernyataan tersebut.
Dalam dokumen itu, negara-negara yang tergabung menyatakan telah melakukan pertemuan dengan organisasi masyarakat sipil untuk membahas kondisi kerja jurnalis di Gaza serta pentingnya akses terhadap informasi yang tidak berpihak.
Meskipun tidak menyebut Israel secara eksplisit, isi pernyataan menegaskan:
“Kami memberikan penghormatan kepada para jurnalis yang tewas dan terluka di Gaza saat menjalankan tugas mereka.”
Negara-negara penandatangan juga menuntut agar hukum humaniter internasional dijunjung tinggi dan perlindungan terhadap pekerja media dijamin sepenuhnya dalam setiap operasi militer.
“Kami menyerukan kepada otoritas Israel untuk mengizinkan jurnalis yang ingin meninggalkan Jalur Gaza dan membuka akses bagi media asing independen memasuki Gaza,” lanjut pernyataan tersebut.
Sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023, situasi di Gaza terus memburuk. Berdasarkan data dari lembaga pemantau media internasional, lebih dari 245 jurnalis dan pekerja media dilaporkan telah kehilangan nyawa saat menjalankan tugas peliputan di lapangan.
Sementara itu, militer Israel disebut telah menyebabkan lebih dari 65.500 kematian warga Palestina, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Serangan udara dan operasi darat yang terus berlangsung selama hampir satu tahun telah membuat sebagian besar wilayah Gaza menjadi tak layak huni. Laporan dari berbagai lembaga kemanusiaan juga menyebutkan bahwa kondisi kelaparan semakin parah di wilayah tersebut.
Seruan dari 21 negara ini menambah tekanan global terhadap Israel untuk membuka akses informasi dari wilayah yang selama ini sangat terbatas bagi media asing. Tanpa adanya kehadiran jurnalis independen, komunitas internasional dinilai sulit mendapatkan informasi faktual tentang kondisi kemanusiaan di Gaza.
Upaya diplomatik ini sekaligus menegaskan bahwa perlindungan terhadap jurnalis tidak bisa dinegosiasikan, bahkan di tengah konflik bersenjata.
Sumber: Anadolu