Sebulan Gencatan Senjata, Bantuan ke Gaza Masih Terbentur Birokrasi Israel
Truk pengangkut bantuan terlihat di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Palestina, Kamis (16/10/2025) - (foto by Antara/Xinhua)
CELEBESMEDIA.ID, Makassar— Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan bahwa Israel masih membatasi akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, meskipun gencatan senjata telah berjalan selama sebulan penuh.
Juru bicara PBB, Farhan Haq, dalam konferensi pers Senin (10/11), menyampaikan bahwa langkah-langkah birokrasi dari pihak Israel masih menjadi hambatan utama dalam penyaluran bantuan bagi warga Gaza.
“Satu bulan setelah gencatan senjata, upaya untuk meningkatkan bantuan masih terhambat oleh birokrasi,” ujar Haq, mengutip data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Haq menambahkan, Israel masih membatasi kerja mitra kemanusiaan utama dan hanya membuka sebagian kecil dari penyeberangan yang dibutuhkan untuk menyalurkan bantuan. Kondisi keamanan yang tidak stabil di sejumlah wilayah juga turut memperlambat proses distribusi.
Menurutnya, setiap pergerakan tim kemanusiaan PBB masih harus melalui proses koordinasi yang ketat dengan otoritas IsIsrael.m
“Israel hanya memfasilitasi dua dari delapan upaya bantuan secara keseluruhan. Empat di antaranya bahkan terhambat di lapangan — termasuk satu yang tertunda hingga 10 jam sebelum akhirnya mendapat izin untuk bergerak,” jelas Haq.
Meski menghadapi banyak kendala, PBB bersama mitra kemanusiaan internasional terus berupaya memaksimalkan setiap peluang untuk menyalurkan bantuan bagi jutaan warga Gaza yang terdampak perang.
Saat ditanya mengenai hambatan pembukaan penyeberangan perbatasan tambahan, Haq menegaskan sumber permasalahan ada pada kebijakan Israel.
“Ya, hambatannya ada di pihak Israel. Kami sudah meminta dan berkoordinasi agar lebih banyak penyeberangan dibuka, tetapi mereka masih belum melakukannya,” tegasnya.
Sejak konflik bersenjata pecah pada Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 69.000 orang tewas dan 170.600 lainnya terluka akibat serangan militer Israel yang disebut banyak pihak sebagai tindakan genosida.
Sumber: Anadolu
