200 Tentara AS Tiba di Israel, Awasi Gencatan Senjata Gaza
Warga Palestina melihat rumah-rumah yang hancur akibat serangan Israel selama konflik - (foto by Reuters/VOA)
CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Sekitar 200 tentara Amerika Serikat akan mulai menjalankan misi pemantauan gencatan senjata di Jalur Gaza dari sebuah pangkalan militer di Israel sejak Ahad (12/10). Informasi ini dilaporkan oleh Kanal 12 Israel, meski belum ada konfirmasi resmi dari pihak Washington maupun Tel Aviv.
Pasukan tersebut akan ditempatkan di Pangkalan Udara Hatzor, Israel selatan, sebagai bagian dari satuan tugas khusus yang bertugas mengawasi pelaksanaan tahap pertama kesepakatan antara Israel dan Hamas.
“Tentara Israel tidak akan melakukan penarikan tambahan sampai Pasukan Stabilisasi Internasional memasuki Gaza,” tulis laporan Kanal 12.
Menurut sumber keamanan Israel yang dikutip media tersebut, penarikan lebih lanjut pasukan IDF dari wilayah Gaza saat ini belum menjadi agenda resmi. Namun, pejabat lain mengungkap bahwa utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, telah mulai merancang peta penarikan bersama timnya.
Dalam unggahannya di platform X pada Sabtu, Witkoff menyampaikan bahwa dirinya telah melakukan inspeksi ke Gaza bersama Komandan CENTCOM AS, Laksamana Bradley Cooper, dan Jared Kushner, menantu Trump.
“Kami mengunjungi Gaza untuk memverifikasi kepatuhan Israel terhadap Fase I kesepakatan,” tulis Witkoff.
Kunjungan Witkoff sekaligus bertujuan meninjau lokasi potensial penempatan Pasukan Stabilisasi Internasional, yang menurut laporan akan terdiri dari militer negara-negara Islam, Arab, dan Eropa. Pasukan ini nantinya akan ditempatkan di zona penyangga antara wilayah perkotaan Gaza yang ditinggalkan pasukan Israel dan perbatasan Israel-Gaza.
Pengerahan pasukan ini diprediksi memakan waktu beberapa pekan, dan menjadi bagian dari pembahasan utama dalam KTT Perdamaian Sharm el-Sheikh di Mesir, Senin mendatang. KTT tersebut dipimpin bersama oleh Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden AS Donald Trump, serta akan dihadiri lebih dari 20 negara.
Dalam pernyataan resmi dari kepresidenan Mesir, disebutkan bahwa forum tersebut bertujuan mengakhiri perang di Gaza, memperkuat upaya perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, serta membuka babak baru keamanan regional.
Fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata yang dimulai pada Jumat lalu mencakup penghentian tembakan, pembebasan seluruh sandera Israel, dan pertukaran dengan sekitar 2.000 tahanan Palestina, disertai dengan penarikan bertahap militer Israel dari Gaza.
Fase kedua akan menekankan pada pembentukan otoritas pemerintahan baru di Gaza tanpa keterlibatan Hamas. Penempatan pasukan multinasional dan perlucutan senjata Hamas
Sejak konflik memuncak pada Oktober 2023, agresi militer Israel yang didukung penuh oleh Amerika Serikat telah menyebabkan lebih dari 67.600 warga Palestina tewas, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Jalur Gaza kini disebut berada dalam kondisi tidak layak huni.
Sumber: Anadolu - Antara
