Israel Tak Respon Desakan Internasional, Tetap akan Serang Rafah

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersih kukuh tetap melancarkan serangan militer ke Rafah di Jalur Gaza selatan.
Rafah merupakan kota di Palestina yang terletak di Jalur Gaza, di perbatasan dengan Mesir. Sejak agresi Israel ke jalur Gaza. Rafah menjadi benteng perlindungan terakhir bagi para warga Gaza untuk mengungsi.
Ia juga tidak akan menyetujui tuntutan Hamas untuk gencatan senjata dan pertukaran sandera.
Melansir Antaranews, Senin (19/2), Netanyahu justru menuding tuntutan Hamas tidak masuk akal.
"Jelas kami tidak akan menyetujuinya. Jika Hamas membatalkan tuntutan ini, barulah kami akan bisa melanjutkannya," tambahnya.
Sebelumnya pada Sabtu (17/2), kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh menuntut Israel untuk menghentikan total agresi.
Hamas juga mendesak penarikan tentara pendudukan dari Jalur Gaza, pencabutan pengepungan yang tidak adil serta penyediaan tempat penampungan yang aman dan layak bagi para pengungsi akibat kejahatan pendudukan.
Hamas juga menginginkan kembalinya para pengungsi, terutama ke Jalur Gaza bagian utara, diakhirinya kebijakan kelaparan yang biadab, dan komitmen terhadap rekonstruksi.
"Hamas selalu merespon dengan semangat positif dan bertanggung jawab melalui para mediator untuk menghentikan agresi terhadap rakyat kami, mengakhiri pengepungan yang tidak adil, dan memungkinkan aliran bantuan, tempat tinggal dan rekonstruksi," ujar Haniyeh dalam sebuah pernyataan.
Perundingan mengenai usulan kesepakatan pertukaran sandera baru diadakan di Kairo pada 13 Februari lalu.
Israel mengumumkan niatnya untuk menyerang Rafah di wilayah selatan yang padat penduduknya, setelah secara paksa mengevakuasi penduduk di utara dan mengarahkan mereka ke selatan, mengeklaim bahwa itu adalah "daerah yang aman."
Israel secara terangan menegaskan tidak aman mengindahkan perintah internasional.
"Israel tidak akan menyerah pada perintah internasional mengenai penyelesaian masa depan dengan Palestina," kata Netanyahu.
"Di bawah kepemimpinan saya, Israel akan melanjutkan perlawanan kuatnya terhadap pengakuan sepihak atas negara Palestina," lanjutnya.