Perang Thailand vs Kamboja: 16 Tewas, Ribuan Mengungsi

CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Ketegangan lama di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali meledak menjadi konflik bersenjata. Bentrokan yang pecah dan masih berlanjut hingga kini telah menewaskan sedikitnya 16 orang dan memaksa puluhan ribu warga sipil mengungsi.
BBC melaporkan 16 warga yang tewas yakni 14 warga sipil Thailand dan seorang tentara tewas akibat serangan artileri dan roket. Dari pihak Kamboja, pemerintah melaporkan satu warga sipil meninggal dunia.
Pejabat sementara Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, mengeluarkan peringatan resmi seiring meningkatnya eskalasi di wilayah sengketa.
"Situasi ini sangat memprihatinkan dan kami tengah berupaya menahan eskalasi agar tidak berkembang menjadi perang penuh," ujarnya, dikutip dari BBC, Jumat (25/7).
Pertempuran juga menyebabkan lebih dari 100.000 warga Thailand terpaksa meninggalkan rumah mereka. Provinsi Ubon Ratchathani dan Surin menjadi dua wilayah yang paling terdampak.
Sebuah kompleks olahraga di Surin bahkan telah dialihfungsikan menjadi pusat evakuasi darurat.
Mayoritas pengungsi adalah anak-anak dan lansia. Beberapa di antaranya mengaku trauma akibat suara ledakan dan gempuran senjata.
"Roket jatuh tidak jauh dari rumah kami. Kami berlarian menyelamatkan diri," ujar seorang pengungsi lansia.
Sementara itu di Kamboja, sekitar 1.500 keluarga di Provinsi Oddar Meanchey turut dievakuasi demi keselamatan. Para pengungsi menyebut pertempuran kali ini sebagai yang paling brutal sejak konflik internal di era 1980-an.
“Ini lebih buruk daripada pemboman selama Perang Saudara,” ujar seorang pria tua kepada BBC.
Klaim saling menyalahkan turut memperkeruh situasi. Pihak militer Thailand menyatakan bahwa Kamboja melepaskan tembakan terlebih dahulu, memicu balasan dari pasukan mereka. Namun, Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja membantah dan menyebut bahwa Thailand "sengaja mengerahkan pasukan besar dengan senjata berat serta melancarkan serangan udara untuk menduduki wilayah Kamboja."
Kawasan perbatasan yang disengketakan antara kedua negara telah lama menjadi sumber ketegangan, terutama sejak perselisihan soal wilayah sekitar Candi Preah Vihear, yang menjadi objek sengketa sejak dekade lalu.