Palestina Diakui, Sejumlah Negara Eropa Desak Perdamaian di Gaza

CELEBESMEDIA.ID, Makassar — Sejumlah pemimpin Eropa menyatakan pengakuan resmi terhadap Palestina sebagai negara merdeka dalam pertemuan tingkat tinggi di sela Sidang Umum PBB di New York. Langkah ini digambarkan sebagai momen historis menuju realisasi solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.
Konferensi bertajuk "International High-Level Conference for Peace in Palestine and the Two-State Solution" yang digagas oleh Prancis dan Arab Saudi menjadi panggung bagi desakan global untuk mengakhiri kekerasan di Gaza dan mempercepat proses perdamaian.
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, dalam pidatonya menyerukan dihentikannya kekerasan di Gaza dan mendesak agar Palestina diberikan keanggotaan penuh di PBB. “Pembantaian terhadap warga sipil harus dihentikan. Palestina harus segera diakui sebagai negara penuh,” tegasnya.
Perdana Menteri Irlandia, Michael Martin, menegaskan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian sejati adalah solusi dua negara. “Satu-satunya pilihan yang layak untuk mewujudkan masa depan damai bagi Israel dan Palestina adalah solusi dua negara,” ujarnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Luksemburg, Luc Frieden, menyebut pengakuan negaranya terhadap Palestina sebagai “awal dari komitmen baru terhadap harapan, diplomasi, dan koeksistensi.” Ia menegaskan bahwa langkah ini bukan melawan Israel, melainkan dukungan terhadap perdamaian berbasis hukum internasional dan Piagam PBB.
Dukungan senada juga disampaikan oleh Perdana Menteri Malta, Robert Abela, yang menyatakan bahwa situasi di Gaza “secara moral dan hukum sangat salah.” Ia menambahkan, “Kita semua berkewajiban untuk bertindak.”
Imma Tor Faus, Menteri Luar Negeri Andorra, menegaskan bahwa pemerintahnya telah menyetujui pengakuan Palestina. Menurutnya, “rakyat Palestina harus hidup damai dan aman di negara mereka sendiri, berdampingan dengan Israel.”
Dari Belgia, Perdana Menteri Bart De Wever menegaskan komitmennya pada solusi dua negara namun menyatakan bahwa pengakuan resmi hanya akan diberikan setelah seluruh sandera dibebaskan dan Hamas tidak lagi terlibat dalam pemerintahan Palestina.
Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, menyambut baik gelombang pengakuan ini. “Negara Palestina telah diakui oleh mayoritas negara anggota Uni Eropa,” ujarnya.
Namun demikian, dua kekuatan ekonomi terbesar Eropa, Jerman dan Italia belum mengambil langkah serupa.
Menteri Luar Negeri Jerman, Johann David Wadephul, mengakui bahwa solusi dua negara semakin jauh dari jangkauan, namun tetap menyatakan tidak ada alternatif lain yang lebih masuk akal. “Yang kita butuhkan adalah negara Palestina yang merdeka, demokratis, dan layak, yang hidup berdampingan secara damai dan aman dengan Israel,” ujarnya.
Dari Italia, Menteri Luar Negeri Antonio Tajani menyampaikan dukungan terhadap solusi dua negara, namun tidak sampai pada pengakuan resmi.
Sumber: Anadolu