18 Ribu Pelajar Palestina Tewas Akibat Agresi Israel

Anak-anak di Gaza - (foto by Xinhua/Antara)




CELEBESMEDIA.ID, Makassar Kementerian Pendidikan Tinggi Palestina mengungkapkan data mencengangkan terkait dampak agresi militer Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Dalam laporan terbarunya pada Selasa (26/8), kementerian menyebutkan bahwa sebanyak 18.489 pelajar telah kehilangan nyawa, sementara 28.854 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan yang terus berlangsung di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Menurut keterangan resmi korban jiwa di Jalur Gaza mencapai angka yang signifikan. 

“Jumlah pelajar yang tewas di Gaza sejak awal agresi telah melampaui 18.346 orang, dengan 27.884 lainnya mengalami luka,” bunyi pernyataan dari Kementerian.

Di wilayah Tepi Barat, situasi tak kalah memprihatinkan. Sebanyak 143 pelajar dilaporkan meninggal dunia, sementara 970 orang lainnya mengalami luka. Tak hanya itu, aparat Israel juga telah menahan sekitar 740 pelajar di wilayah tersebut.

Kementerian turut melaporkan bahwa 970 guru dan tenaga kependidikan menjadi korban tewas, sementara 4.533 lainnya mengalami luka-luka di Gaza dan Tepi Barat. Di samping itu, lebih dari 199 guru dan staf pendidikan ditahan di Tepi Barat.

Kerusakan infrastruktur pendidikan pun sangat parah. “Sebanyak 160 sekolah negeri di Jalur Gaza mengalami kehancuran total, termasuk 63 bangunan universitas,” ungkap kementerian. Tak hanya itu, 118 sekolah negeri dan 93 sekolah milik UNRWA mengalami pemboman dan kerusakan berat.

Yang lebih memilukan, 25 sekolah berikut murid dan guru di dalamnya kini hilang dari daftar pendidikan, menunjukkan betapa parahnya dampak serangan terhadap sektor pendidikan di Gaza.

Kementerian juga menyebutkan bahwa delapan universitas dan perguruan tinggi di Tepi Barat menjadi sasaran serbuan dan aksi vandalisme militer. Selain itu, 152 sekolah di wilayah tersebut mengalami kerusakan akibat konflik berkepanjangan.

Menanggapi situasi yang kian memburuk, proses pendidikan tinggi kini dilakukan secara daring. 

“Sebagai respons terhadap kondisi saat ini, perkuliahan terpaksa dialihkan ke sistem online,” tambah kementerian dalam pernyataannya.

Sumber: WAFA - Antara