Iran Serang Pangkalan Militer AS, Trump Minta Damai

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Iran menyerang pangkalan militer AS Al Udeid di dekat Doha, Qatar, Senin siang, sebagai balasan atas serangan mendadak AS ke tiga fasilitas pengayaan nuklir Iran. Pihak Qatar telah mengkonfirmasi bahwa total 19 rudal ditembakkan dari Iran.
Pasca serangan itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan tak akan membalas peluncuran rudal Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, Senin malam waktu setempat. Ia justru mendorong Iran dan Israel berdamai selepas serangan tersebut.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dalam postingan X mengatakan setelah serangan itu bahwa “kami tidak melanggar hak siapa pun, dan dalam keadaan apa pun kami tidak akan menerima pelanggaran apapun terhadap kami, kami juga tidak akan menyerah pada agresi siapapun; ini adalah logika bangsa Iran.”
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan negaranya siap merespons lagi jika AS mengambil tindakan lebih lanjut, menurut pernyataan yang diposting di Telegram.
Angkatan Bersenjata Iran juga mengatakan siap untuk menyerang lebih banyak target AS ke depannya jika Washington terus melakukan agresi terhadap Iran.
"Keinginan Angkatan Bersenjata Iran yang kuat dan terkenal akan memastikan bahwa setiap pengulangan kejahatan hanya akan mempercepat runtuhnya kehadiran militer AS di kawasan itu, mundurnya mereka secara memalukan dari Asia Barat, dan terwujudnya aspirasi bersama Umat Islam dan negara-negara yang mencari kebebasan di dunia, pemberantasan tumor Zionis yang ganas," bunyi pernyataan itu dilansir dari Tehran Times, Senin (23/6/2025).
Pangkalan Udara Al Udeid instalasi gurun yang luas di Qatar yang berfungsi sebagai pusat regional utama bagi operasi militer Amerika.
"Iran menanggapi Penghancuran Fasilitas Nuklir mereka dengan respons yang sangat lemah. Dari 14 rudal yang ditembakkan 13 di antaranya ditembak jatuh, dan 1 'dilepaskan,' karena mengarah ke arah yang tidak mengancam," tulisnya.
Dia juga menekankan tidak ada warga Amerika yang terluka, dan hampir tidak ada kerusakan yang terjadi. "Tidak akan ada lagi KEBENCIAN. Saya ingin berterima kasih kepada Iran karena telah memberi kami pemberitahuan lebih awal, yang memungkinkan tidak ada nyawa yang hilang, dan tidak ada yang terluka.
Mungkin Iran sekarang dapat melanjutkan ke Perdamaian dan Harmoni di Kawasan, dan saya akan dengan antusias mendorong Israel untuk melakukan hal yang sama. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!" tambahnya.
Tak lama kemudian, Trump secara sepihak mengumumkan gencatan senjata antrara Israel dan Iran. "SELAMAT KEPADA SEMUANYA! Telah disepakati sepenuhnya oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan terjadi Gencatan Senjata yang Menyeluruh dan Total (kira-kira dalam waktu 6 jam dari sekarang, ketika Israel dan Iran telah berakhir dan menyelesaikan misi terakhir mereka!), selama 12 jam, dan pada saat itulah Perang akan dianggap, BERAKHIR!" tulisnya.
"Dengan asumsi bahwa segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya, saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua Negara, Israel dan Iran, karena Stamina, Keberanian, dan Kecerdasan untuk mengakhiri apa yang seharusnya disebut, “PERANG 12 HARI.”
Belum ada komentar dari pihak Iran maupun Israel soal pengumuman ini.
Serangan Iran dilakukan setelah AS secara tiba-tiba melakukan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran pada Ahad lalu. Serangan itu menyertai agresi Israel ke Iran yang dimulai pada 13 Juni lalu.
AS dan Israel berdalih menyerang untuk menghentikan program senjata nuklir Iran. Sementara Iran berulang kali menyatakan tak sedang mengembangkan senjata nuklir.
Kantor berita Iran Tasnim mengatakan operasi tersebut dinamakan “Pemberitaan Kemenangan”.
Aljazirah, media yang didanai pemerintah Qatar melansir, Pangkalan Udara Al Udeid adalah fasilitas mandiri yang terletak sekitar 50-60 km di luar pusat kota Doha. Pangkalan udara tersebut jauh dari pusat kota, dan penduduk sipil tidak berinteraksi dengannya atau dengan personel militer yang ditempatkan di sana.
Terletak di Jalan Salwa, jalan yang menghubungkan Doha ke perbatasan dengan Arab Saudi. Gedung ini sepenuhnya mandiri, sama seperti yang dirancang ketika Qatar membangunnya pada tahun 1996.
Kementerian Dalam Negeri Qatar mengatakan situasi di negara itu “sepenuhnya stabil” dan semua pihak berwenang bekerja dalam koordinasi untuk menjamin keselamatan masyarakat. Jabr al-Naimi dari Keamanan Publik Qatar mengatakan keselamatan warga negara, penduduk, dan penduduk adalah “prioritas utama”.
“Kami tidak akan membiarkan krisis atau konflik internasional atau eksternal mempengaruhi kehidupan kami di Qatar,” katanya dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.
Kementerian Luar Negeri Qatar juga mengatakan kehidupan akan kembali “normal” setelah serangan itu, dan menegaskan kembali seruannya kepada pihak-pihak yang bertikai untuk bernegosiasi.
Kementerian Luar Negeri Oman mengecam serangan terhadap Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar sebagai pelanggaran yang “tidak bisa disetujui” terhadap kedaulatan negara.
“Kesultanan Oman mengutuk eskalasi yang sedang terjadi di kawasan ini, yang disebabkan oleh Israel ketika melancarkan serangan bom tidak sah pada 13 Juni terhadap Republik Islam Iran,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Bahrain juga mengumumkan “kecaman keras” atas serangan terhadap pangkalan di Qatar, dan menekankan bahwa mereka menganggapnya “pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan wilayah udara Qatar, serta hukum internasional dan Piagam PBB”.
Pernyataan itu mengatakan bahwa Bahrain menegaskan dukungannya terhadap Qatar setelah serangan Iran di wilayahnya, dan menyatakan solidaritas penuhnya terhadap negara tersebut selama “keadaan sensitif yang dihadapi kawasan tersebut”.
Beirut bergabung dengan daftar ibu kota Arab yang mengecam serangan rudal Iran di Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar. “Saya mengutuk keras agresi yang dialami negara persaudaraan Qatar, dan saya menekankan solidaritas Lebanon dengan pemerintah dan rakyat Qatar,” kata Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam dalam sebuah pernyataan.
Laporan dikutip dari berbagai Sumber Berita.